TANGERANG, KOMPAS.com - Toyota Indonesia terus berusaha mengembangkan destinasi ekspor ke berbagai negara, termasuk Australia. Tapi nyatanya peluang ekspor ke negara tetangga itu lebih sulit dari yang terlihat.
Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia ( TMMIN), mengatakan, pasar Australia unik dan menginginkan spesifikasi yang lebih tinggi karena menganut standar Eropa.
"Australia itu unik permintaannya. Misalnya spesifikasi eksterior, biasanya minta khusus tertentu. Australia banyak tantangannya dibandingkan market yang lain. Kalau market yang lain dengan spesifikasi produk yang ada saat ini kita bisa, tapi Australia butuh tambah ini tambah itu, need more time and need sometime," kata Warih yang ditemui di Tangerang, Rabu (16/10/2019).
Warih mengatakan, tantangan yang mesti dilewati yaitu soal keamanan. Australia menganut standar keamanan yang diterapkan Euro NCAP, yang mana salah satu standar uji kendaraan paling tinggi.
"Masih banyak tantangan, karena safety fiturnya berbeda, di Australia itu mengacu pada standar Euro NCAP. Kalau mobil kita untuk wilayah Asia, Afrika masuk saja, tapi kalau Australia butuh waktu," katanya.
Berbagai Cara
Meski demikian Warih tidak ingin disebut Toyota mesampingkan Australia sebagai negara tujuan ekspor. Hanya saja pihaknya kini fokus untuk menambah kinerja ekspor dengan berbagai cara, salah satunya mobil konversi.
Dengan menawarkan mobil yang diubah sesuai kebutuhan Toyota berharap ada market di sana. Salah satu yang sudah dilakukan ialah Toyota Fortuner yang diubah untuk mobil partoli (Patrol Car) ke Bahrain dan mobil pengangkut uang (cash carrier) di Vietnam.
"Kita sih berharap begitu. Ekspansi destinasi menjadi salah satu KPI (Key Performance Indicator), bukan hanya Australia, sebab kalau kita tidak ekspansi, nanti kalau ada fluktuasi market kita yang paling kena," kata Warih.
Saat ini, ada sembilan model kendaraan utuh Toyota yang diekspor, buah manufaktur PT TMMIN dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yaitu Fortuner, Innova, Vios, Yaris, Sienta, Rush, Avanza, Agya dan Townace/Liteace.
Pada 2018 lalu ekspor CBU merek Toyota mencatat volume rekor baru sebesar 206.000 unit. Sednagkan pada 2019, TMMIN berhasil menambah destinasi ekspor ke negara-negara Amerika Tengah dan Selatan, serta beberapa negara Mekong.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/17/092200215/banyak-permintaan-toyota-sulit-tembus-pasar-australia