YOGYAKARTA - KOMPAS.com - Berprofesi sebagai seorang arsitek, tidak membatasi Julian Palapa untuk membangun sebuah karya berupa motor custom. Pria ini menggunakan basis motor Royak Enfield Himalayan untuk di-custom bergaya tracker.
Meski demikian, Julian mengaku tidak ingin terkotak dalam sebuah gaya tertentu. Dia ingin motor garapannya tersebut bebas dari segala macam gaya. Inspirasinya sendiri datang dari tracker tahun '70-an.
"Saya sengaja menghindar dari typecast desain tertentu, agar tetap relevan dalam keadaan apa pun, yang penting beauty follows function. Itu resep saya ketika membangun motor yang saya namakan .02View (baca: Second View) ini,” ujar Julian, dalam keterangan resminya.
Julian menambahkan, bagi dirinya yang penting adalah bagaimana caranya karakter kuat yang ada pada Himalayan diubah sedikit untuk menambah kelincahan motor tersebut dalam menerabas mobilitas metropolitan.
Julian mengikuti kompetisi modifikasi Royal Enfield dengan tajuk RE-Build yang diadakan oleh PT Distributor Motor Indonesia (DMI), APM Royal Enfield di Indonesia. Pria berusia 43 tahun ini menggarap motornya bersama tiga tim arsiteknya.
“Saya menerapkan filosofi desain rancang bangunan yang fungsional. Proposal desainnya pun terkesan bergaya ala firma arsitektur. Bukan anak motor,” kata Julian.
Julian menjelaskan, ada tiga variabel penting yang ia implementasikan dalam mendesain Himalayan Second View tersebut. Pertama adalah firmitas atau struktur rancang bangun, lalu utilitas atau fungsi bangunan dan yang terakhir adalah venustas atau estetika.
“Tiga variable ini adalah yang terdasar dalam merancang sebuah bangunan. Saya coba untuk membawa nilai ini ke dalam Royal Enfield Himalayan,” ujar pria yang juga anggota Royal Riders Indonesia.
Dengan ketiga variabel di atas, jadilah motor adventure yang mampu berpetualang dalam menerabas padatnya kota metropolitan. Proses pengerjaan motor ini diklaim memakan waktu hingga tujuh bulan.
Proses pengerjaan .02View terbilang tidak mudah. Sokbreker depan Showa diusahakan untuk dipasang dengan menciptakan segitiga atau triple tree baru. Sokbreker depan tersebut ditunjang dengan sistem pengereman double disc dengan 8 piston dari Nissin Radial.
Belum lagi mencetak ulang pelek belakang berbahan dasar aluminium. Uniknya, pelek tersebut memiliki secondary skin atau dop berbahan galvalum.
Bahan unik ini biasanya diimplementasikan untuk pembuatan kanopi. Jika dibandingkan dengan bahan lainnya, galvalum tergolong lebih awet dan tahan lama serta tahan terhadap karat ataupun akibat perubahan cuaca dan kelembaban.
Secara umum, dimensi motor berubah. Tinggi awal dari tanah ke jok pengemudi menyusut, dari yang awalnya 800 mm menjadi 760 mm. Panjang motor secara keseluruhan turut menyusut, dari awalnya 2190 mm, menjadi 2110 mm.
Hal ini bertujuan agar siapapun yang mengendarai .02View tidak akan mengalami kesulitan ketika berpijak ke tanah. Selain itu, menunjang kelincahan dalam berkendara.
"Kehadiran .02View bukan untuk berkompetisi. Bukan untuk menunjukkan siapa lebih unggul. Saya hanya menyajikan sisi pandang baru, yang personal dari profesi seorang arsitek, dalam memodifikasi motor,” kata Julian.
Data Spesifikasi .02View:
Sokbreker depan : Showa type SFF
Sokbreker belakang : Ohlins
Wheel Base : 148 cm
Panjang motor : 211 cm
Tinggi jok/seat : 76 cm
Ground clearance : : 19 cm
Handle bar : Protaper Evo Panjang 84 cm
Pelek depan : 18 inch 300
Pelek belakang : 18 inch 350
Ban depan : Shinko E805 - 120/90/18B
Ban belakang : Shinko E805 - 150/70/18
Rem depan : Double disc brake 8 piston Nissin Radial
Rem belakang : Brembo 2 piston dengan selang Hel
Headlamp : Daymaker 5 inch
Handgrip : Vans moto
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/07/200100715/royal-enfield-custom-garapan-arsitek-ikut-mejeng-di-kustomfest-2019