JAKARTA, KOMPAS. com - Salah satu bentuk perawatan pada ban kendaraan adalah dengan menjaga tekanan udaranya. Bila tekanan tidak sesuai, maka usia pakai ban tidak akan lama, bahkan saat udara kurang bisa membuat ban tersebut pecah ketika digunakan.
Pertanyaannya, jenis udara apa yang paling bagus untuk ban? Apakah udara biasa sudah cukup, atau sekaligus beralih ke nitrogen yang saat ini sudah mulai banyak ditemui?
On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, mengatakan sebenarnya antara nitrogen dan oksigen secara fungsi sama saja, yang membedakan hanya dari kualitasnya dan kelebihannya.
"Kalau dari segi kualitas jelas nitrogen karena memiliki sifat bisa beradaptasi dengan perubahan suhu. Artinya, karena partikel molekul nitrogen lebih besar dari oksigen, maka peningkatan suhu cenderung lebih stabil atau tidak secepat udara biasa," kata Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/9/2019).
Zulpata menjelaskan, menggunakan nitrogen memang memiliki keuntungan tersendiri. Contoh dengan sifat molekul yang cenderung stabil atau tak banyak mengandung kadar air, membuat tekanan udara pada ban minim dengan penyusutan.
Dampak berkepanjangan dari tekanan udara yang stabil tersebut membuat masa pakai ban juga lebih awet. Tapi mengenai anggapan ini, Zulpata menegaskan, sebenarnya kembali pada perawatan dan penggunaannya, bukan semata-mata murni karena menggunakan nitrogen.
Artinya, walau penggunaan nitrogen diakui memang jauh lebih baik, tapi bukan berarti udara biasa menjadi langsung tidak disarankan. Karena, yang menentukan usia ban sendiri sebenarnya balik lagi soal perawatan dan penggunaannya.
"Kalau mau jalan jauh seperti ke luar kota memang baiknya menggunakan nitrogen. Karena peningkatan suhu lebih lambat jadi tidak cepat panas.
Begitu juga kalau mobil jarang digunakan, dengan butiran udara yang lebih besar membuat pengurangan udara lebih lama dari oksigen biasa," ujar Zulpata.
Lantas bagaimana kalau mencampur udara biasa dengan nitrogen, apakah bisa berdampak buruk atau merusak ban. Zulpata pun menjelaskan hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena tidak akan berdampak apa-apa.
"Tidak masalah dicampur, itu boleh saja, karena intinya sama-sama untuk tekanan udara. Efek buruknya saat dicampur hanya kandungan nitrogen murninya akan berkurang, itu saja, tidak sampai merusak," kat Zulpata.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/17/170100315/soal-tekanan-ban-baiknya-pakai-nitrogen-atau-udara-biasa