JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar konsumsi bahan bakar biodiesel diperluas. Dari yang sekarang ini masih menggunakan solar B20, tahun depan meningkat menjadi B30, dan di akhir tahun 2020 menjadi B50.
Tak sedikit pihak yang pro dan kontra akan pernyataan Presiden Jokowi tersebut. Sebab, banyak yang mengeluhkan biodiesel yang ada sekarang menyebabkan endapan di dalam mesin. Meskipun, emisi yang dihasilkan sangatlah rendah.
Bambang Prijono, CEO PT Wahana Inti Selaras (Indomobil Group), selaku distributor Volvo Truck di Indonesia, mengatakan bahwa mesin Volvo sudah siap sampai jika menggunakan biodiesel B30. Tidak ada masalah, hanya interval servisnya yang diperpendek.
"Di kasus TransJakarta, bus kita sekarang dengan B20, interval servisnya setiap 10.000 km. Kita masuk memang sudah dengan B20. Kalau tidak menggunakan B20, interval servisnya bisa lebih panjang lagi. Kita belum melakukan tes dengan B30 di Indonesia, tapi mesin kita dari pabrik sudah siap dengan B30," ujar Bambang, di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Bambang menambahkan, sebenarnya, masalahnya adalah kualitas pencampuran antara solar dengan CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit). Blending-nya yang sering kali menjadi masalah. Sehingga, biodiesel tersebut bsia menimbulkan endapan di dalam mesin.
"Jadi, seluruh truk kita semuanya sudah siap sampai B30. Tapi memang ada persyaratan dari Volvo. Kualitas bahan bakarnya itu harus memenuhi standar yang mereka tetapkan," kata Bambang.
Menurut Bambang, asalkan kualitas blending-nya bagus, Volvo Trucks menggunakan B100 pun sudah siap. "Tapi itu Euro 6 ya mesinnya. Sementara, kita kan baru Euro 3 mau ke Euro 4," ujar Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/19/074200015/volvo-trucks-indonesia-siap-konsumsi-solar-b30-tapi-dengan-syarat