JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu diperbolehkan dibuka pada Kamis (1/8/2019) setelah pengelola menjalankan syarat yang diberikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kawasan tersebut sempat ditutup akibat erupsi yang terjadi Jumat (26/7/2019) lalu.
Namun, karena beberapa kawasan masih dipenuhi abu vulkanik pasca-erupsi, diharapkan pengemudi agar berhati-hati saat melintas, Sebagaimana dikatakan Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana.
"Pada kondisi tersebut, tentu jarak pandang akan terbatas. Guna memudahkan penglihatan, jadikan objek statis sebagai penunjuk jalan seperti pohon, tiang listrik, dan sebagainya," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Pengendara juga harus mengurangi kecepatan hingga dua kali lipat dari keadaan normal. Supaya, ketika melintas di jalan yang berlubang atau berbeda level, kendaraan tetap terjaga dan mudah dikendalikan.
"Jangan pula egois dan abai terhadap kesehatan lingkungan dan orang sekitar. Bila memang ada wilayah yang masih tebal (level abunya) sebisa mungkin hindari," ujar Sony.
Tak lupa juga bagi pengendara sepeda motor untuk menggunakan perlengkapan berkendara lengkap. Sedangkan bagi yang menggunakan mobil, sediakan air mineral dan peralatan yang sekiranya diperlukan saat kondisi mendesak atau toolkit.
Setelah berkendara di kawasan pasca-erupsi, pengendara juga harus memperhatikan tunggangannya kembali. Bersihkan debu-debu yang menempel secepat mungkin.
"Khususnya untuk pengendara mobil, cek kembali bagian radiator. Karena jika tersumbat oleh debu bisa menyebabkan kendaraan overheat. Jadi baiknya jangan tunggu-tunggu untuk membersihkan kendaraan," kata Sony lagi.
"Itu konsekuensinya. Kalau tidak mau, ya jangan berkendara di kawasan tersebut hingga pengelola selesai membenahinya," ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/07/31/090200415/tips-berkendara-aman-di-kawasan-pasca-erupsi