TANGERANG, KOMPAS.com - Sebelum memboyong mobil rendah emisi berkategori Plug-in Hybrid Electrified Vehicle (PHEV), ketersediaan daya listrik rumah dan sistem pembuangan energi atau grounding harus sudah mendukung.
Sebab, sebagaimana dikatakan Boediarto, Head of Technical Service & CS Support Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), pengisian daya mobil PHEV yang baik adalah dilakukan secara normal di rumah atau normal charging. Justru supaya baterai awet, konsumen lebih dianjurkan menghindari fast charging.
"Rekomendasinya itu adalah baterai dilakukan normal charging, dicas semalaman. Jangan quick charge. Sebab, terlalu sering menggunakan metode quick charge bisa memperpendek usia baterai," katanya di GIIAS 2019, Tangerang, Jumat (26/7/2019).
Untuk instalasi home charger, jelas Boediarto, rumah konsumen minimal harus memiliki daya listrik 3.600 watt dan juga wajib memiliki sistem pentanahan atau grounding yang baik.
Sebab, kondisi grounding yang baik dapat menghantar arus listrik langsung ke tanah apabila terjadi kebocoran isolasi atau korslet. Jadi, tubuh tidak langsung tersengat listrik. Terlebih home charger membutuhkan daya listrik yang besar.
"Outlander PHEV itu butuh sekitar 3.600 watt, kalau misalnya punya rumah AC 1 PK ada 10 unit, berarti saat AC hidup semua di rumah itu butuh kira-kira 10.000 watt, tapi kalau tidak hidup semua AC-nya, sanggup untuk ngecas PHEV," ucap Boediarto.
Sedangkan untuk konsumen yang tinggal di apartment, dirinya mengatakan, pihak Mitsubishi Indonesia akan lakukan peninjauan kembali soal perizinan instalasi home charger-nya. Bila tidak diizinkan, pemilik tetap mendapatkan home charger walau belum terpasang dan akan dilakukan penjajakan lebih lanjut.
"Biaya perangkat home charger dan instalasinya termasuk masalah grounding itu gratis. Itu sudah masuk salah satu layanan jaminan yang diberikan MMKSI," kata Boediarto.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/07/29/073510215/instalasi-home-charging-mobil-phev-jangan-sembarangan