Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banyak yang Mudik Susulan, Kondisi Tol Trans Jawa Masih Padat

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski puncak arus lalu lintas mudik Lebaran diklaim sudah usai, bukan berarti kemacetan langsung berkurang. Buktinya, dari Lebaran hari pertama hingga kedua, ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) masih terus dipadati kendaraan pribadi.

Berdasarkan data yang dirilis PT Jasa Marga (Persero) Tbk, pada H1 Lebaran terjadi peningkatan volume kendaraan yang melintasi Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama, yakni sebanyak 73.830 kendaraan, naik 219 persen dibandingkan lalu lintas normal yang hanya 23.153 kendaraan. Pada H2, lalu lintas ruas tol tersebut juga diramaikan kendaraan yang akan mudik dan arus silahturahmi.

Hal ini membuat Jasa Marga dan kepolisian kembali melakukan contraflow, terutama akibat kepadatan dibeberapa titik rest area seperti Km 33A dan Km 39A. Bahkan padatnya arus lalu lintas selepas GT Cikampek Utama juga membuat kebijakan one way kembali diberlakukan sampai Palimanan atau Km 188, padahal melihat dari penetapan one way harusnya sudah berakhir pada 2 Juni lalu dan akan berlanjut untuk arus balik pada Jumat (7/6/2019) ini.

Kondisi ini tentu mendatangkan anomali bagi sebagian masyarakat yang menggangap bila setelah arus mudik lewat maka lalu lintas akan lebih lancar. Apalagi bagi masyarakat yang akan mengarah ke Cikampek atau Jakarta akibat terkena imbas penerapan one way.

Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, mengatakan bila memang kepadatan setelah puncak arus mudik pada tahun ini menjadi fenoma baru yang sebenarnya sedikit di luar prediksi.

"Betul masih ramai, bahkan sampai saat ini. Kita sebenarnya antisipasi adanya arus silahturahmi saat Lebaran, tapi ternyata kepadatan bukan hanya karena masyarakat yang akan bersilahturahmi, tapi juga masih ada yang baru berangkat mudik pada Lebaran hari pertama dan kedua. Ini yang baru sehingga volume kendaraan memang masih tinggi," ucap Budi setelah dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (6/6/2019).

Menurut Budi, ada dua kategori masyarakat yang baru melakukan perjalan mudik saat Lebaran, yakni pemudik jarak pendek yang menuju kota-kota seputaran Jawa Barat, seperti Bandung, Cirebon, dan Majalengka, serta pemudik jarak jauh yang memang sengaja mengambil libur atau cuti panjang di belakang.

"Yang mudik arus pendek itu bisa dikategorikan juga arus silahturahmi. Untuk yang baru mudik jarak jauh sekarang, menurut survei yang saya lakukan tadi rata-rata menuju Jawa Tengah atau Timur, mereka memang memilih melakukan perjalanan saat Lebaran usai bersilahturahmi dengan tetangga atau keluarga dekat lainnya," ujar Budi.

Trans Jawa

Selain itu, Budi mengatakan salah satu alasan beberapa masyarakat yang baru melakukan perjalanan ke kampung halaman saat ini dikarenakan adanya Tol Trans Jawa yang sudah tersambung sampai Probolinggo. Dengan waktu tempuh yang terpangkas signifikan, akhirnya banyak persepsi dari masyarakat yang baru melakukan perjalanan saat ini.

Kondisi ini juga berhubungan dengan adanya penerapan one way untuk arus balik yang akan digelar mulai Jumat (7/6/2019) dari Kalikangkung hinga Cikampek Utama sampai Senin (10/6/2019). Agar tidak terjebak dan harus lewat arteri, maka banyak dari pemudik yang akhirnya berbondong-bondong berangkat sejak Lebaran pertama dan kedua, dampaknya tentu membuat ruas tol menjadi padat kembali.

"Pengakuan mereka kenapa berangkat sekarang bukan di weekend nanti agar tidak berpapasan dengan arus balik. Kalau sampai ketemu mereka mau tidak mau kena imbas lewat jalan arteri karena kita akan terapkan one way, jadi efeknya memang masih padat," kata Budi.

Selebihnya Budi mengimbau pemudik untuk bisa mengatur waktu kebarangkatan saat akan balik ke Ibu Kota. Pasalnya puncak arus balik diprediksi bakal terjadi pada Sabtu dan Minggu ini.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/06/07/103800715/banyak-yang-mudik-susulan-kondisi-tol-trans-jawa-masih-padat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke