JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pajak emisi melalui PPnBM dilakukan untuk membuka kesempatan industri otomotif Indonesia dapat membuka pintu ekspor sebesar-besarnya. Salah satunya adalah Australia yang menjadi sasaran untuk pasar ekspor Tanah Air.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menerangkan bahwa rencana penerapan pajak emisi ini langkah awal untuk hal tersebut. Ia mengingatkan rencana ini sudah dilakukan sejak kunjungan Presiden RI Joko Widodo beberapa tahun lalu.
“Kita lihat kesempatan ekspor ini sudah sejak kunjungan presiden ke Australia. Waktu itu di tantang, menggarap pasar Australia salah satunya dari industri otomotif,” ucap Soerjo saat ditemui beberapa waktu lalu.
Soerjo mengungkapkan, pasar Autralia saat ini tidak memiliki basis produksi otomotif setelah tutupnya pabrikan otomotif di negara tesebut. Paling terakhir adalah Toyota yang angkat kaki dari negeri Kangguru.
Soal PPnBM, bila banyak orang meragukan efektifitas wacana tersebut, Soerjo mengingatkan tujuan akhirnya memang bukan untuk Indonesia. Ini karena sorotan diberikan pada pasar sedan yang ikut terkena keringanan pajak.
“Karena di Australia pasarnya sedan. Selama ini Indonesia MPV terus, tapi tidak memikirkan pasar ke luar. Ini sebabnya dimasukkan untuk mendapatkan basis produksi ini. Tujuannya agar tidak ketergantuan sama dolar AS, malah kita dapatnya dollar nanti,” ucap Soerjo.
Soerjo menenkankan bahwa langkah pajak emisi ini intinya bagaimana Indonesia menjadi basis produksi berbagai produk. Jangan hanya menjadi tempat perakitan tapi langsung produksi mulai dari baterai sampai komponen lain.
Toyota sendiri mengungkapkan siap bila harus melakukan ekspor ke berbagai negara. Saat ini dalam daftar impor Toyota, model sedan Altis dan Camry yang masih didatangkan dari Thailand. Hanya Vios yang diproduksi di dalam negeri.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/03/17/083200515/wacana-pajak-emisi-dan-rencana-toyota-ekspor-sedan