JAKARTA, KOMPAS.com - Merek otomotif Renault-Nissan-Mitsubishi secara global telah beraliansi. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan sinergi, karena bisa saling berbagi mulai perakitan, penggunaan teknologi, hingga platform kendaraan.
Salah satunya yang sudah diterapkan di pasar otomotif nasional, yaitu redbage Mitsubishi Xpander. Nissan kini ikut bermain di pasar low multi purpose vehicle (LMPV) melalui New Livina yang basisnya dari small MPV Mitsubishi.
Sekarang ini, Mitsubishi menadapatkan tugas untuk merakit lokal Xpander dan juga Livina. Tetapi tahun depan, Nissan dapat jatah memproduksi mesin untuk Livina sekaligus menyuplai ke Xpander.
Naoya Nakamura, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengatakan, meskipun Livina itu diproduksi di pabrik Xpander, maka secara kapasitas produksi bukan kewenangan dari Mitsubishi untuk menyampaikan.
"Jujur, dari hati saya yang terdalam. Kami berharap Nissan Livina bisa sukses di Indonesia," ucap Nakamura dalam acara media gathering di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019) malam.
Ucapan ini tentu bukan tanpa alasan. Sejatinya, dengan semakin lakunya Livina di pasar Indonesia, otomatis Mitsubishi sudah mendapatkan keuntungan dari biaya perakitan yang harus disetor oleh Nissan.
Pria asal Jepang itu menjelaskan, sekarang ini kapasitas produksi Xpander sudah ditingkatkan lagi menjadi 150.000 unit per tahun, dan sekitar 60 persen difokuskan memenuhi permintaan dalam negeri, serta 20 persen ekspor.
"Jadi kami ingin fokus memenuhi permintaan dari konsumen Xpander di Indonesia dulu, peningkatan kapasitas produksi itu juga dilakukan untuk memaksimalkan perakitan Xpander," ujar Nakamura.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/03/14/082200215/mitsubishi-justru-berharap-nissan-livina-laris-manis-di-indonesia