JAKARTA, KOMPAS.com - Selain datang sebagai multi pupose vehicle (MPV), Isuzu Panther juga dipasarkan dalam bentuk pikap. Meski bermain di segmen yang berbeda, tapi bicara soal performa penjualan, sama-sama sudah mulai tergerus oleh kompetitor.
Menurut General Manager Marketing Division PT IAMI Attias Asril, model pikap dari Panther sempat menjadi salah satu kontributor besar bagi Isuzu. Namun, semenjak banyak pilihan produk di segmen sama yang datang menggunakan mesin bensin, maka pamornya mulai meredup.
"Untuk pasar Panther pikap itu tidak jauh beda dengan minibus (pasarnya turun). Faktornya karena pilihan pikap dari beragam merek mulai banyak, kita pasarnya mulai mengecil dan konsumen banyak yang beralih ke pikap bermesin bensin," ucap Attias saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/1/2019) lalu.
Meski tak meneybutkan secara spesifik angka penjualannya, namun Atiias menjelasakan banyak konsumen beralih ke pikap mesin bensin karena lebih muda. Isuzu pun sebenarnya memiliki pilihan pikap lain seperti D-Max dan Traga, namun dari sisi harga kalah bersaing dengan pikap bermesin bensin.
Karena faktor tersebut, akhirnya banyak konsumen yang beralih menggunakan mereka lain. Menurut Attias, paling mudah dilihat dari armada angkutan kota (angkot) saat ini, bila dulu banyak yang menggunakan Panther sebagai basisnya, kini diisi oleh mobil bermesin bensin seperi Gran Max, Suzuki APV, dan lain sebagainya.
"Salah satu penjualan terbesar Panther pikap dulu berasal dari konsumen fleet untuk angkot, tapi sekarang rata-rata yang baru sudah pakai mesin bensin karena dari segi harga yang mungkin lebih murah," ucap Attias.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/28/072200515/pamor-isuzu-panther-pikap-ikut-meredup