Untuk kelas FFA 450 Internasional, ditengah trek yang basah, Gerry Salim sukses menyudahi perlawanan para pebalap top Eropa sekaliber Lewis Cornish (UK), Germain Vincenot (France), dan Jan Deitenbach (Germany) .
"Germain menjadi lawan tangguh buat saya di balapan ini. Dia punya permainan yang bagus. Setiap kali masuk tikungan, Germain mampu bermain dengan slide yang sempurna. Tapi dari awal saya terus berusaha mencapai limit," papar Gerry Salim sesuai informasi yang Kompas.com terima, Kamis (20/12/2018).
Gerry berhasil keluar menjadi kampiun lewat keberhasilannya meraih podium utama dalam balapan yang digelar sebanyak dua kali. Di race pertama (moto1) Gerry menjadi yang tercepat dengan raihan waktu 11:17.527, kemudian di race kedua (moto2) berhasil mencatatkan waktu 11:25.089.
Juara Asia Road Racing Championship (ARRC) 2017 tersebut sukses mengasapi kakaknya, Tommy Salim yang finis ketiga pada moto1 dan kesembilan di moto2. Lalu Farudila Adam yang finis kelima di moto1 dan kedua saat moto2, serta Doni Tata yang jadi tercepat ketujuh di moto1 dan ketiga ketika moto2.
Sementara itu, pebalap Jerman, Germain Vincenot hanya mampu jadi yang tercepat kedua ketika moto1 dan mengalami crash sehingga tidak bisa melanjutkan balapan pada moto2.
"Jelas bangga banget bisa mengalahkan rider-rider internasional. Terima kasih untuk 76 Rider yang telah mendatangkan pebalap internasional dan memberikan balapan yang seru dan kompetitif di seri ini," tambahnya.
76 Rider adalah komunitas rider-rider terbaik di Indonesia yang bukan hanya bernyali, melainkan juga punya prestasi di bidang masing-masing. Komunitas ini berperan besar dalam penyelenggaraan TGA.
Untuk diketahui, TGA adalah kejuaraan balap supermoto di trek beraspal dengan menyertakan beberapa handicap atau rintangan di lintasan balapan. Basis sepeda motor yang digunakan adalah motor trail yang biasa dipakai pada balapan motocross.
Perjuangan Doni Tata
Doni memang tak perlu ngotot di seri terakhir di Malang mengingat bekal sebagai juara putaran sebelumnya di Semarang, Yogyakarta, dan Solo. Hasilnya Doni menempati urutan kelima dalam race pertama dan kemudian finish di peringkat empat dalam race kedua.
Dengan hasil itu pebalap yang pernah tampil di kejuaraan balap motor dunia kelas 250 cc atau Moto2 ini mendapat tambahan 34 poin. Hasil ini sudah cukup untuk Doni mengamankan posisi teratas kelas FFA 250 dengan raihan total 225 poin.
Meninggalkan pesaing terdekatnya Tommy Salim dengan 203 poin dan Farudilla Adam dengan 119 poin.
"Saya berusaha mengamankan poin dengan tetap finish. Menyempurnakan poin tertinggi agar tetap menjadi juara umum. Hal Ini tidak mudah karena balapannya sangat kompetitif. Kami tidak hanya bersaing di sirkuit, tetapi juga berkompetisi dalam stamina mesin, performa mekanik, dan tentunya jam terbang pebalap." ujar Doni Tata.
Tercatat pada kelas ini, Gerry Salim berhasil menjadi juara seri Malang. Disusul Tommy Salim (juara kedua), Dimas Ekky (juara ketiga), dan Farudilla Adalam (juara keempat).
Selain FFA 250, perebutan gelar juara umum juga terjadi di kelas Trail 175 Non Pro dan Trail 175 Open. Erick Chandra berhasil merajai kelas Trail 175 Non Pro dengan 202 poin setelah finish tercepat dalam dua kali race.
Sementara itu di Trail 175 Open, gelar juara umum digenggam oleh Farudilla Adam. Finish kedua baik di race pertama dan kedua di Kanjuruhan, pebalap kelahiran Malang ini berada di puncak klasemen dengan total 212 poin.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/12/27/140800515/gerry-salim-dan-doni-tata-ukir-prestasi-di-tga-2018