Penonton yang memadati Sirkuit Mijen, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (7/4/2018) pun bersorak melihat atraksi standing Doni.
Bukan tanpa sebab penonton menyambut Doni seperti itu. Rider asal Yogyakarta tersebut berhasil jadi yang tercepat pada race 2 kelas Free For All (FFA) 250 cc balap Trial Game Asplhat (TGA) seri Mijen, Semarang.
Sementara itu, pada race pertama di kelas yang sama Doni finis kedua. Karena aturan penentuan pemenang adalah akumulasi poin dari race pertama dan kedua, Doni pun keluar sebagai juara umum seri Mijen dengan raihan total 47 poin.
Rincian poin yang rider dapatkan di TGA adalah sebagai berikut. Pebalap yang finis pertama dapat 25 poin, finis kedua (22 poin), ketiga (20), keempat (18), kelima (16), keenam (14), ketujuh (14), kedelapan (13), kesembilan (12), dan seterusnya sampai urutan ke-20 (1).
Untuk diketahui, TGA adalah kejuaraan balap supermoto di trek beraspal dengan menyertakan beberapa handicap atau rintangan di lintasan balapan. Basis sepeda motor yang digunakan adalah motor trail yang biasa dipakai pada balapan moto kross.
Meski keluar sebagai jawara TGA di seri Mijen bukan berarti balapan berlangsung mudah bagi Doni. Rider yang pernah menjajal kompetisi balap motor dunia kelas 250 cc atau Moto 2 ini harus mempersiapkan dengan baik, terutama fisik agar tampil prima.
Menurut dia, balapan supermoto di TGA benar-benar menguras tenaga dibandingkan balap road race (motor bebek) dan motor sport. Sirkuit yang kecil dan bukan permanen serta adanya handcip jumping (lompat) di lintasan adalah penyebabnya.
"Handicap jumping yang ada di TGA membuat rider jadi lebih cape karena memerlukan fisik, stamina, dan konsentrasi ekstra untuk melaluinya," ucap Doni kepada Kompas.com, Sabtu (10/11/2018).
Sebagai informasi, dalam rangkaian event TGA pebalap diwajibkan melalui beberapa rangkaian sesi sebelum balapan. Sehari sebelum race yang biasanya berlangsung tiap Jumat mereka mengikuti latihan bebas atau free practice.
Usai itu, rider masuk ke tahap kualifikasi untuk mencetak waktu tercepat yang menentukan posisi start pada balapan keesokan harinya. Sebelum balapan dimulai mereka juga diberi kesempatan lagi melakukan free practice.
"Setiap rangkaian sesi dalam seri TGA membakar sekitar 600 hingga 1000 kalori," tutur Doni.
Makanya agar tampil maksimal setiap balapan, Doni melakukan latihan fisik secara teratur dari Senin sampai Jumat.
Pada pagi hari, Doni biasanya fitnes dengan dikombinasikan latihan kardio seperti lari, renang, sepeda, dan lainnya.
"Senin lari, besoknya renang, Kamis bersepeda. Jadi dikombinasikan setiap hari gak selalu sama. Saya mulai melakukan itu dari pukul 05.30 WIB - 09.00 WIB," tutur rider berusia 27 tahun itu.
Baru dari siang hingga sore hari, tepatnya pukul 14.00 WIB - 17.00 WIB, ia berlatih moto kross. Sedangkan latihan supermoto biasanya diadakan pada hari-hari tertentu.
Untuk pola makan, pemilik nama lengkap Doni Tata Pradita ini menjaga pula asupan dengan tidak mengonsumsi makanan berlemak, santan, dan pedas.
Pertama kali kaget
Hal senada diutarakan Tommy Salim. Rider profesional yang sudah malang melintang di balapan road race dan motor sport ini malah mengaku kaget ketika kali pertama ikut balapan supermoto TGA.
"Pertama kali nyoba TGA pada musim 2016. Pada seri pertama itu saya sudah ngerasa badan cape sekali. Apalagi kalau ikut kelas special engine (FFA)," kata Tommy kepada Kompas.com.
Belajar dari situ, rider asal Surabaya ini mengaku langsung meningkatkan porsi latihan fisik setiap harinya untuk menghadapi seri kedua.
Jadi, kata dia, dari lari 20 menit ditingkatkan 30 menit. Lalu, push up, sit up dan angkat barbel dari 40 kali jadi 50 kali, serta plank 1 menit jadi 2 menit.
"Terkecuali lari, semua body exercise itu saya lakukan 5 sesi dengan jeda istirahat 45 detik tiap sesinya," ujar Tommy.
Bukan cuma itu, rider berusia 23 tahun tersebut mengikuti pula latihan fisik khusus dengan trainer atau pelatih dari Singapura pada tahun ini.
Baik Tommy Salim dan Doni Tata adalah pebalap dari 76 Rider. Komunitas ini adalah kumpulan rider-rider terbaik di Indonesia yang bukan hanya bernyali, tapi juga punya prestasi di bidang masing-masing.
Tahun ini mereka pun ikut kejuaraan TGA masing-masing di kelas FFA 250 dan FFA 450. Di luar kelas itu Tommy mengikuti pula kelas Trail 250 Open dan Trail 175 Open.
Total ada dua kelas yang diperlombakan dari kejuaraan tersebut. Pertama kelas utama yang terdiri dari FFA 250, Trail 175 Open, dan Trail 175 Non Pro.
Kedua, kelas pendukung yang terdiri dari FFA 450, Trail 250 open, Trail 250 Non Pro, Trail 175 Komunitas, 150 Trail komunitas, dan FFA Master.
Adapun kategori peserta balapan diklasifikasikan menjadi Profesional, Non Profesional, Komunitas (Kelas khusus untuk orang-orang yang belum pernah ikut balapan), dan Master (pebalap yang sudah pensiun).
Selain seri Mijen di Semarang, gelaran TGA 2018 juga berlangsung di Yogyakarta (11-12 Mei 2018), Solo (6-7 Juli 2018), Boyolali (14-15 September 2018), dan Malang (14-15 Desember 2018).
Bagaimana tertarik menjajal balapan supermoto di TGA? Bila iya, pastikan fisik Anda prima seperti Doni dan Tommy, sebab #NyaliAjaEnggakCukup untuk menaklukkan tantangan di balapan tersebut.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/11/19/074100015/dua-pebalap-nasional-kuras-energi-terjang-supermoto-tga