Virus Mobil China Mulai Terasa di Pasar Mobkas

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, penjualan mobil bekas mengalami pergeseran yang tak biasa. Bila umumnya mobkas bergenre low multi purpose vehicel (LMPV), seperti Avanza, Xenia, Mobilio, dan Ertiga, kini justru mobil mobil kompak yang naik daun.

Kondisi ini ternyata bukan hanya dipengaruhi seperti adanya ganjil-genap atau kebosanan, tapi juga dampak dari kehadiran pemain baru, merek China yang mulai ramai di pasar mobil baru.

Menurut Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, dampak dari kehadiran mobil China, seperti Wuling, membuat perubahan besar sisi tren penjualan mobkas yang sangat terasa di akhir tahun. Banyak konsumen yang mulai menahan diri dan membandingkan antar beli mobil baru atau bekas.

"Saat pertama hadir orang masih banyak sangsi, tapi sekarang sudah mulai berfikir. Konsumen mikir, mau mobkas aja atau beli mobil China tapi benar-benar baru dari diler. Soal harga kan bisa dibandingkan," kata Herjanto kepada Kompas.com, Selasa (13/11/2018).

Lebih lanjut Herjanto mengaku pasaran Avanza, Ertiga, Xenia, dan Mobilio bekas menurun bukan hanya karena banyak beralih ke mobil kompak, tapi juga direbut oleh kehadiran mobil Wuling. Bahkan beberapa unit Confero bekas yang sudah sempat ada pun, selalu menjadi rebutan.

"Confero itu seperti Mitsubishi Xpander, seken susah. Ada barang seken-nya tidak sampai berhari-hari sudah kejual lagi. Kalau harga, karena tergolong masih baru gitu paling beda Rp 10 sampai Rp 15 jutaan, tergantung kondisi kan," ucap Herjanto.

Secara terpisah, President Director Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan, mengatakan, bila kehadiran mobil China seperti Wuling memang memberikan warna baru pada persaingan mobil seken. Tapi bukan berarti juga langsung signifikan mencuri pasar.

"Ada produk baru ada persaingan itu biasa, jadi seperti membuat banyak pilihan. Tapi untuk terpengaruh besar tidak juga, karena tetap ada segmennya masing-masing, si Avanza punya segmen, Mobilo ada segmennya, dan lainnya juga gitu," ujar Fischer.