JAKARTA, KOMPAS.com – Mengendarai mobil tak hanya sekedar injak pedal gas saja buat bikin mobil melaju. Namun baiknya juga perhatikan kebutuhannya, dengan melihat angka rpm (revolutions per minute) yang ada di takometer pada panel multi information display (MID) di dasbor mobil.
Didi Ahadi, Dealer Techical Support Toyota Astra Motor (TAM) mengiyakan, ketika disebutkan soal pentingnya pengemudi kendaraan, memahami informasi soal posisi rpm. Pasalnya jika asal-asalan maka akan ada efek tak menguntungkan yang dirasakan.
“Benar, rpm sebagai patokan saat injak gas. Namun memang mobil sekarang biasanya sudah ada indikator eco sehingga dapat mengukur pengemudi saat injak gas,” kata Didi kepada KOMPAS.com, Selasa (23/10/2018).
Kerugian pertama yang ditimbulkan ketika abai soal rpm (tak mengontrol injakan pedal gas), adalah boros bahan bakar. Jadi perlu disesuaikan injakan gas dengan posisi transmisi.
“Iya tentunya berbengaruh terhadap konsumsi bahan bakar, harus disesuaikan dengan gigi transmisi. Apabila gigi di posisi rendah kemudian rpm tinggi, tentunya akan menjadi boros, begitu juga sebaliknya. Efek lainnya itu mengurangi kenyamanan berkendara,” kata Didi.
Lebih parahnya lagi, tidak mengontrol baik posisi rpm dengan mengatur injakan pedal gas, bisa membuat mesin bisa mengalami kerusakan.
“RPM pada kendaraan itu ada batasnya, di meter kombinasi rpm ada angka yang diberikan warna merah. Jadi disarankan tidak mencapai ‘red line’ itu, karena dapat berpotensi merusak mesin,” ujar Didi.
“Namun memang, buat transmisi otomatis, penggantian gigi sudah diatur ECU (komputer) sehingga tidak melewati red line. Buat pemakaian dalam kota bisa dikatakan rata-rata maksimal di 3.000-4.000 rpm,” kata Didi.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/10/24/090200315/efek-negatif-tak-perhatikan-rpm-pada-takometer