Mesin Xpander Diproduksi Lokal Nissan Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Mitsubishi mengumumkan bahwa mesin Xpander akan diproduksi lokal pada 2020. Namun, dibuat oleh PT Nissan Motor Indonesia (NMI), dimana kedua merek tersebut secara global telah beraliansi.

Langkah ini tentunya akan meningkatkan rasio penggunaan suku cadang lokal Xpander, yang sekarang sudah 71 persen menjadi 80 persen.

Bahkan, keputusan ini juga akan membawa manfaat ekonomi bagi rantai pasokan lokal. Pabrik Nissan di Indonesia itu nantinya bisa memproduksi sekitar 160.000 unit mesin per tahun.

CEO Mitsubishi Motors Osamu Masuko mengatakan bahwa langkah ini juga akan berdampak baik bagi semua sektor. Apalagi dengan mesin yang diproduksi oleh NMI bisa menambah peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.

"Total investasi ini dilakukan oleh Nissan bukan kami, dan kami akan melakukan suplai Xpander ke Nissan mulai awal 2019," ucap Masuko di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).

Tingkatkan Kapasitas Produksi

Kesempatan sama, Mitsubishi Motors juga mengumumkan bahwa akan meningkatkan kapasitas produki tahunan di pabrik yang berada di Bekasi, Jawa Barat. Langkah ini guna merespon permintaan yang tinggi terhadap Xpander di pasar domestik dan ekspor.

Kapasitas produksi tahunan saat ini mencapai 160.000 unit, dan mau ditingkatkan menjadi 220.000 unit pada tahun fiskal 2020. Pengembangan ini juga tentunya merupakan hasil dari investasi sekitar 4 miliar Yen dan akan memberikan tambahan lapangan kerja bagi 800 orang di pabrik tersebut.

"Ini juga kami lakukan karena permintaan Xpander terus meningkat, baik itu di Indonesia maupun yang di ekspor ke ASEAN," kata Masuko.

Bukan hanya itu, perakitan Xpander otomatis jhga akan meningkat dari 115.000 unit menjadi 160.000 unit pada tahun fiskal 2020. Ekspor juga melonjak dari 30.000 jadi 50.000 unit.

"Mitsubishi berkomitmen untuk mendirikan pabrik mesin Xpander di Indonesia. Konten lokal juga pastinya akan meningkat, ini juga bagus untuk mengurangi ketergantungan impor," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di tempat sama.