Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanggapan Toyota Jika Pembatasan Impor Diperluas

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk pembatasan impor kendaraan, dimulai dengan kendaraan dengan mesin 3.000 cc ke atas.

Meski demikian ada kemungkinan pembatasan ini juga akan dikenakan pada kendaraan-kendaraan dengan mesin di bawah 3.000 cc yang diimpor ke dalam negeri. Tentu dengan pengenaan pajak yang berbeda dengan produk 3.000 cc ke atas.

Menanggapi kemungkinan ini Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto coba mengingatkan dalam industri otomotif dibagi di dalam dua proses produksi yakni CKD dan CBU. Dalam hal peraturan pemerintah, CBU yang menjadi target.

"Otomatis model CBU akan kena dan penjualan turun mempengaruhi market otomotif. Perkiraannya 1,06 persen sampai 1,18 persen. Tidak akan sampai CBU itu dibatasi. Kedua untuk proses CKD, di TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) dan ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagian besar sudah CKD," ucap Soerjo saat ditemui di Singapura, Kamis (13/9/2018).

Soerjo mengungkapkan saat ini di Toyota produk CBU mereka hanya 26 persen sampai 27 persen. Sebagian besar sudah CKD. Investasi untuk pabrik pun sudah dilakukan dengan lokalisasi produk mencapai 80 sampai 90 persen ke atas.

Saat ini pemerintah tengah berupaya menaikkan interest rate atau pembatasan impor sebagai salah satu strategi. Menurut Soerjo tidak hanya industri otomotif saja yang terdampak namun semua industri di Indonesia.

"Toyota menyikapi kebijakan ini dengan mendayagunakan CKD yang sudah ada. CKD akan diperbesar dan akan sangat baik bila menggantikan CBU. Langkah lain, menaikkan ekspor agar trade balance positif dan mendapatkan keuntungan," ungkap Soerjo.

Beberapa produk Toyota yang tercatat masih impor di bawah 3.000 cc adalah sedan Corolla Altis dan Camry serta MPV seperti Alphard 2.5, Vellfire 2.5 serta Voxy.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/14/122400615/tanggapan-toyota-jika-pembatasan-impor-diperluas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke