TOKYO, KOMPAS.com – Produsen asal Jepang Suzuki menyerah di pasar China, karena peralihan preferensi konsumen yang mulai memilih sedan dan SUV besar. Sementara Suzuki lebih dikenal dengan pembuat membuat mobil-mobil kecil, di mana berbanding terbalik dengan permintaan pasar.
Sayang, padahal Negeri Tirai Bambu itu merupakan pasar terbesar mobil di dunia. Melansir Autonews dan Bloomberg, Selasa (4/9/2018) Suzuki setuju untuk mengalihkan 50 persen sahamnya di Changan Suzuki ke Chongqing Changan Automobile Co. setelah proses hukum selesai.
Meski begitu, Changan akan terus membuat dan menjual mobil bermerek Suzuki di China, dengan berpegang pada lisensi yang diberikan prinsipal Jepang.
Sikap sama pernah diambil Suzuki ketika keluar dari pasar mobil Amerika Serikat, pada 2012 setelah tiga dekade di sana. Di China sendiri Suzuki sudah eksis selama seperempat abad.
"Kurang lebih 25 tahun yang lalu, kami meluncurkan Alto di China, dan sejak itu kami melakukan upaya mengembangkan pasar China. Namun, karena pergeseran pasar ke kendaraan yang lebih besar, kami memutuskan mentransfer semua ekuitas ke Changan Automobile,” ujar Suzuki Chairman, Osamu Suzuki.
Cui Dongshu, Secretary General Asosiasi Mobil Penumpang China, pangsa pasar mobil kecil di China melorot ke angka 6,7 persen pada 2017 dari 35 persen pada 2003, di mana Suzuki ikut jatuh seiring tren tersebut.
Daya beli keluarga China yang meningkat pesat pada satu dekade terakhir, telah menggeser permintaan terhadap kendaraan yang lebih besar dan lebih luas.
Penjualan mobil Suzuki turun 27 persen tahun lalu, dan peluncuran SUV sport Vitara dan S-Cross tidak banyak membantu. Sementara merek seperti Honda dan Toyota malah masih terus berkembang di China.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/05/070200215/suzuki-menyerah-keluar-dari-pasar-china-