JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa cekcok atau perkelahian antara pengguna kendaraan di jalan raya kerap terjadi. Terakhir peristiwa antara pengguna jalan terjadi di ruas tol Jagorawi yang melibatkan pengendara dengan seorang remaja 14 tahun.
Permasalahan di jalan raya erat kaitannya dengan kondisi psikologi para penggunanya. Psikolog Adi Sasongko M.Psi dari Biro Psikologi Adi Arta saat dihubungi, Kamis (23/8/2018) mengungkapkan pada dasarnya pencegahan emosi tidak hanya terkait masalah di jalanan namun juga di semua aspek kehidupan.
Mengenai peristiwa yang tengah viral tersebut, Adi menyoroti penggunaan simbol (atribut militer contohnya) untuk bertindak sewenang-wenang. Ini mempengaruhi sisi psikologi seseorang dalam bertindak menghadapi permasalahan.
"Ketika seseorang merasa memilik dan bahkan memakai suatu "senjata", dalam hal ini berbentuk kekuasaan, pangkat, jabatan, relasi maka orang tersebut akan merasa nyaman. Saat nyaman dengan kondisi tersebut, ia akan impulsif karena merasa terganggu oleh kondisi sekitarnya," ucap Adi.
Orang tersebut akan dengan sadar atau tidak sadar berusaha menyingkirkan penghalang dari rasa nyamannya. Bahkan dengan berbagai cara, seperti yang dicontohkan pada peristiwa di tol Jagorawi tersebut.
Adi menambahkan, emosi seseorang akan mudah terkontrol jika orang tersebut mengerti, paham dan mampu menjalani norma yang mengelilinginya. Seperti norma agama, hukum, juga norma-norma seputar lalu lintas dan berkendara di jalan raya.
"Ketika orang sudah mampu menjalani norma di sekitarnya, ia akan beradaptasi. Saat beradaptasi orang akan mudah mencari solusi permasalahannya tanpa menimbulkan masalah baru," ucap Adi.
Psikologi di Jalan Raya
Terkait kondisi psikologi di jalan raya, Adi menjelaskan bahwa stabilitas emosi saat berkendara menjadi bagian penting untuk keselamatan pengemudi itu sendiri. Di sinilah saat orang memahami peraturan yang berada di sekelilingnya, maka ia akan bertindak sesuai dengan peraturan yang ada.
"Maka ketika terjadi situasi yang mengejutkan, seperti berselisih dengan pengendara lain, pengemudi dapat menahan emosinya. Ia berpikiran lebih objektif tentang cara penanganan terhadap peristiwa yang tengah ia hadapi," ucap Adi.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/08/23/094200815/banyak-jagoan-di-jalan-karena-kendaraannya-pakai-atribut-militer