JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar mata uang rupiah yang melemah terhadap dollar AS belakangan menjadi alasan beberapa produsen otomotif nasional menaikkan harga jual produknya.
Bagaimana dengan Toyota yang memiliki banyak produk?
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengungkapkan jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus bertahan dalam jangka waktu lama maka pihaknya akan mempertimbangkan kenaikan harga produk Toyota. Namun Soerjo mengungkapkan untuk saat ini kenaikan harga masih bisa dihindari.
"TAM perusahaan multi nasional dimana kalau perusahaan sebesar TAM punya joint venture antara Toyota dan Astra pasti mengenal yang namanya hedging. Hedging ini melindungi resiko atau nilai utang atau kendaraan kita terhadap fluktuasi nilai tukar. Itu sudah kita lakukan. Jadi dalam posisi kita masih aman," ucap Soerjo saat ditemui Selasa (24/7/2018).
Kondisi ekonomi seperti ini membuat Toyota selalu memantau situasi nilai tukar hingga stabil. Hingga waktunya nanti memutuskan waktu yang tepat untuk menaikkan harga.
Soerjo mengingatkan masih ada komponen-komponen produksi kendaraan Toyota yang masih diimpor. Ini tentu akan sangat berpengaruh pada kondisi nilai tukar mata uang.
"Kalau kapan mau naikkan harga, kami masih punya dua (upaya menahan). Satu adalah kita masih punya hedging, kedua pemerintah saat ini lagi berusaha untuk menurunkan. Jadi apa yang kami lakukan adalah wait and see," ucap Soerjo.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/26/100200315/toyota-masih-wait-and-see-menaikkan-harga-