JAKARTA, KOMPAS.com - Kia Grand Sedona mesin diesel untuk Indonesia masih memiliki standar emisi Euro II. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pun diklaim tidak masalah jika menggunakan solar yang tersedia di pasar.
Namun, General Manager Business Development PT Kia Mobil Indonesia (KMI) Harry Yanto tetap merekomendasi konsumen untuk menggunakan solar berkualitas tinggi, agar secara performa dan efisiesni bahan bakar tetap terbaik.
"Kita merekomendasikan menggunakan Pertadex atau sekelasnya. Pakai di bawah itu bisa saja, tetapi pasti ada konsekuensi, seperti performa hingga kualitas oli menurun," ujar Harry di Pluit, Jakarta Utara, Rabu (18/7/2018).
Harry menjelaskan, secara umum untuk mesin diesel dengan emisi Euro II menggunakan solar dengan cetan number 54 dan kadar sulfur di bawah 300. Namun, apabila menggunakan di atas itu jauh lebih maksimal lagi.
"Masalahnya juga di Indonesia penyebaran solar dengan kualitas yang lebih baik belum merata. Itu juga yang menjadi pertimbangan kita kenapa baru sekarang meluncurkan versi diesel," kata dia.
Studi yang dilakukan KMI, lanjut Harry sekitar enam bulan. Selama itu digunakan untuk melihat perkembangan solar, sekaligus permintaan konsumen disegmen mesin diesel.
"Sampai akhirnya kita berani meluncurkan, karena kami anggap dengan keadaan solar sekarang ini di Indonesia, tidak ada masalah. Lagi-lagi kita tetap merekomendasikan menggunakan kualitas yang terbaik," ujar Harry.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/18/153029115/kia-grand-sedona-bisa-tenggak-semua-jenis-solar