Masalahnya, meski model kompetitor datang bertubi-tubi dengan tawaran desain kekinian, TAM merasa desain Avanza saat ini tetap diminati konsumen. Setelah kehadiran Suzuki Ertiga, Honda Mobilio, dan terkini Mitsubishi Xpander, hasil penjualan membuktikan Avanza masih kompetitif.
Pada Januari – April 2018, penjualan Avanza menyentuh 28.330 unit atau berarti sekitar 7.000-an per bulan. Model yang meluncur pertama kali pada 2003 itu masih kuat melawan Xpander yang penjualan bulannya 7.200-an unit per bulan pada periode sama.
“Dengan angka itu kami sebenarnya agak bingung dalam menentukan, produknya itu (Avanza) akan seperti apa ke depannya. Karena seperti kita tahu banyak produk low MPV sudah berpenggerak roda depan,” ucap Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjorpranoto, di Jakarta, Senin (4/6/2018).
Ganti sistem gerak?
Masih laku di pasaran juga berarti konsep dasar desain Avanza yakni sebagai kendaraan multiguna yang didukung segala kelebihan sistem berpenggerak roda belakang, masih dicari konsumen.
Soerjorpranoto menjelaskan sudah memahami kelebihan dan kekurangan bila Avanza beralih ke penggerak roda depan. Hanya saja, dia tidak mau kehilangan konsumen loyal Avanza bila hal itu sampai terjadi.
“Nah itu jadi perhatian kami dalam menentukan karena masih 50:50, 7000 unit dan 7000 unit. Nah itu yang kami lihat sekarang,” kata Soerjorpranoto.
Menurut keyakinan Soerjorpranoto saat ini konsumen hanya butuh pembaruan desain Avanza karena dinilai ada kebosanan. Soal penggerak roda depan atau belakang serta berapa percepatan transmisi otomatisnya, disebut tidak terlalu jadi masalah buat konsumen saat ini.
“Saya itu sudah tiga kali balik ke jepang, masih belum final. Kami lagi bingung mau ke arah mana. Avanza itu tetap punya konsumen yang masih loyal sampai sekarang. Mereka itu percaya kepada citra Toyota, percaya pada jaringan purna jual, atau nilai jual kembali,” ucap Soerjorpranoto.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/10/130200015/toyota-bingung-soal-avanza-ikut-desain-xpander-