BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Shell
Salin Artikel

Mobil Boleh Murah, tapi Perawatan Harus Optimal

KOMPAS.com – Urusan mempunyai mobil tak hanya sekadar menyalakan mesin dan mengemudikannya. Banyak komponen lain yang harus diperhatikan, utamanya menyangkut perawatan untuk menjaga kualitas dan performa mobil itu sendiri.

Perawatan yang dilakukan pun tak bisa asal. Sebab, akan berdampak pada seberapa panjang usia mobil bisa tetap layak pakai.

Hal itu tidak hanya berlaku bagi mobil mewah dengan harga mentereng. Mobil murah atau sering disebut Low Cost Green Car (LCGC) juga harus memiliki perawatan rutin.

Kalau perawatannya cenderung asal, performa si kuda besi pun akan berkurang. Bahkan lebih parahnya, mobil tak bisa lagi dijalankan.

Bila saat itu tiba, siap-siap saja tagihan untuk memperbaiki mobil akan menghantui Anda. Nominalnya bisa jauh lebih mahal dibandingkan dengan mereka yang rutin melakukan perawatan pada mobilnya.

Satu-satunya cara agar tak mengalami hal itu adalah melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin. Soal biaya masih bisa disiasati. Ingat, pada dasarnya merawat mobil tak selalu harus pergi ke bengkel, Anda juga bisa melakukannya sendiri.

Untuk memulainya, simak ulasan perawatan mobil berikut.

1. Cek kondisi aki

Aki pada mobil berperan vital terhadap sistem starter. Hal ini dikarenakan aki bertugas menyimpan dan memasok energi listrik kepada mobil.

Untuk perawatannya, aki mobil dibagi menjadi dua jenis, yakni aki basah dan aki kering. Untuk aki basah, Anda bisa mengukur tingkatan airnya. Paling tidak cek setiap seminggu atau dua minggu sekali dan pastikan kondisi air tidak kurang.  

Sedangkan untuk aki kering, cukup periksa sisa usia pakainya. Selain itu cek juga kondisi terminal (positif dan negatif). Bila ada butiran putih di sana, segera bersihkan dengan cara menyiramnya menggunakan air panas dan keringkan.

2. Keadaan radiator

Radiator pada mobil berperan untuk menjaga suhu mesin tetap dingin. Artinya, radiator merupakan komponen penting yang berfungsi untuk mencegah mesin agar tidak cepat panas (overheating).

Perawatan yang bisa dilakukan salah satunya dengan menguras air radiator secara rutin. Pengurasan air radiator ini sendiri dapat dilakukan ketika mobil telah menempuh jarak sekitar 15.000 kilometer.

Selanjutnya, perhatikan pula tutup radiator. Tutup radiator berfungsi untuk menjaga volume air sesuai dengan suhu mesin. Jadi pastikan tutup radiator dalam kondisi baik, karetnya tidak getas, dan dinilai cukup mampu menahan tekanan air.

3. Kontrol timing belt

Timing belt merupakan sabuk yang berfungsi untuk meneruskan putaran roda-roda gigi yang terhubung ke bagian internal mesin. Tanda-tanda yang muncul bila komponen ini rusak antara lain suara mesin akan terdengar lebih kasar dan lebih parahnya mesin akan mati.

Pada dasarnya, masa pergantian timing belt adalah setiap 20.000 kilometer sekali. Namun, untuk langkah preventif ada baiknya melakukan kontrol secara berkala.

Untuk pengecekannya, perhatikan kualitas dari timing belt tersebut. Apabila terlihat kering tapi kondisi masih bagus, Anda bisa mengoleskan pelumas khusus timing belt. Namun bila terlihat ada retakan, segera ganti timing belt secepat mungkin untuk menghindari putusnya sabuk.

4. Cermati pelumas atau oli mesin

Perihal pelumas atau oli mesin pada mobil memang tidak bisa ditawar-tawar. Hal ini karena oli pada mobil punya fungsi yang sangat penting bagi kerja mesin.

Beberapa fungsinya antara lain melapisi dua permukaan logam yang saling bergesekan, mendinginkan mesin akibat panas dari pembakaran, serta memelihara mesin tetap terjaga kebersihannya.

Oleh karena itu, oli mesin haruslah selalu dalam kondisi terbaik. Untuk menjaga kualitasnya, Anda patut memperhatikan masa pergantian oli mesin.

Melansir Kompas.com, Minggu (25/2/2018), terdapat dua acuan tentang pergantian oli mesin, yakni berdasarkan jarak tempuh (setiap 10.000 kilometer sekali) ataupun setiap enam bulan sekali.

Selanjutnya, hal yang harus diperhatikan pemilik mobil adalah jenis oli yang digunakan. Sepatutnya, gunakan oli sesuai dengan spesifikasi mesin pada mobil Anda.

Sebagai contoh, bila Anda menggunakan mobil jenis LCGC sebaiknya gunakan oli dengan kadar viskositas yang kecil atau encer. Hal ini dikarenakan mobil LCGC memiliki ruang bakar dengan piston kecil atau rapat.

Selain itu, gunakan pula oli mesin yang berstandar fuel efficiency technology. Hal tersebut cukup penting karena mampu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan pengurangan emisi.

Teknologi tersebut salah satunya terkandung pada Shell Helix Eco, yakni pelumas yang diperuntukkan khusus untuk mesin dengan kapasitas maksimum 1.200cc yang dimiliki mobil LCGC.

Selain itu, pelumas ini juga memiliki teknologi Active Cleansing Technology (ACT) sebagai pembersih dan memberikan perlidungan tinggi untuk menghindari keausan pada mesin.

Pelumas ini pun tersedia dalam dua pilihan, yakni Shell Helix Eco 0W-20 full syntheticdan 5W-30 synthetic dengan kapasitas yang pas bagi mesin LCGC, yakni 3,5 liter.

Dengan memperhatikan perawatan pada komponen-komponen tersebut, tentu selain bisa memaksimalkan performa mobil, perjalanan Anda pun akan senantiasa aman serta nyaman.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/08/170700715/mobil-boleh-murah-tapi-perawatan-harus-optimal

Bagikan artikel ini melalui
Oke