Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Plus-Minus Mesin Injeksi dan Karburator buat Balapan

Jakarta, KOMPAS.com - Penggunaan teknologi injeksi kini tidak hanya diterapkan pada sepeda motor harian, tapi juga di ajang balap. Contohnya di ajang balap road race.

Beberapa tahun lalu, tim-tim balap nasional masih sangat tergantung dengan motor karburator. Namun kini bebek-bebek balap yang dipakai di ajang balap "pasar senggol" hampir semuanya sudah menggunakan teknologi injeksi.

Sebagai salah satu mekanik balap berpengalaman di Tanah Air, Benny Djati Utomo sudah pernah mencicipi bagaimana rasanya membangun motor balap dengan sistem karburator dan injeksi. Pria yang kini menjabat sebagai Team Advisor Astra Motor Racing Team (ART) ini menilai, membangun motor balap sebenarnya lebih mudah dengan sistem karburator.

Pasalnya, kata Benny, kerja mekanik lebih mudah karena karakter karburator yang cenderung pasif. Pada sistem karburator, suplai bahan bakar ke ruang pembakaran disedot dari hasil pergerakan naik-turun piston. Jadi berapa volume bensin yang dikeluarkan, tergantung dari pergerakan piston tersebut.

Pada motor karburator, settingan banyaknya bensin dan udara yang menuju ruang bakar tergantung dari diameter lubang karburator, besarnya pilot jet dan main jet, serta baut setelan angin dan bensin.

"Jadi lebih gampang karburator. Karburator kan alat pasif ya. Jadi asupan bahan bakar tergantung vacumnya mesin, hisapan mesin dari penyetingan sebelumnya," kata Benny saat ditemui Kompas.com, di Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Sementara itu, Benny menilai karakter injeksi lebih aktif. Pada sistem injeksi, proses penghisapan bensin ke ruang bakar menggunakan peranti elektronik yang berfungsi menyemprotkan bensin ke ruang pembakaran.

Sistem injeksi dinilai bisa menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin. Sehingga bisa mendapatkan hasil pembakaran yang efisien. Namun dampaknya, ketelitian mekanik sangat diuji di sini.

"Karena injeksi ini alat aktif, jadi betul-betul mekanik yang membuat sistemnya. Kalau hitung-hitungan angkanya salah, untuk sekedar menghidupkan mesin akan susah," ujar Benny.

Menurut Benny, tiap mekanik memang punya selera pilihan yang berbeda-beda. Namun dengan kondisi yang ada saat ini, ia menilai sudah seharusnya semua motor balap menggunakan sistem injeksi.

"Karena segala kekurangan karburator dalam menyuplai bahan bakar ke mesin sudah bisa diatasi injeksi," pungkasnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/19/182200815/plus-minus-mesin-injeksi-dan-karburator-buat-balapan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke