Dalam acara ini para jurnalis dari berbagai media bergiliran mencoba berada di belakang kemudi Cross. Buat KompasOtomotif, pengalaman itu bukan yang pertama. Sebelumnya sesi uji singkat pernah dijalani saat unit model ketiga Datsun di Indonesia ini sudah sampai di diler kawasan Tangerang, Februari 2018 lalu.
Namun, kali ini beda. Sensasinya lain, bukan karena nyetir Cross warna Ruby yang baru pertama kali kelihatan, tapi sebab rintangan buatan seperti membelok setengah lingkaran, melintasi jalan rusak, dan menjajal aspal basah, yang jadi parameter mimik jalan-jalan di Indonesia.
Baca: Tes Datsun Cross, Bising, Limbung, dan Getar Berkurang Drastis
Apa yang sama dengan GO+?
Walau di sekujur tubuhnya banyak komponen baru, Cross dirancang di atas platform MPV 7-penumpang GO+ yang juga digunakan pada hatchback GO. Ukuran Wheelbase (2.450 mm), radius putar (4,6 m), dan panjang bodi (3.995 mm) pada Cross dan GO+ sama.
Jangan terlalu kaget sama kemiripan itu karena saat model konsep Cross debut dunia pada Agustus 2017, diberi nama GO-Cross. Satu hal yang patut disyukuri, Cross tidak membuang jauh desain GO-Cross. Signature lamp di lampu depan jadi ikon baru.
Merancang beberapa model dari satu platform sudah umum dilakukan produsen otomotif di dunia. Konsep desain Cross mirip Yaris Heykers atau Honda BR-V yang berbasis Mobilio.
Walau menggunakan basis GO+, para insinyur Datsun sudah berusaha melakukan pengembangan Cross. Salah satunya di bagian kaki-kaki yang telah diperkuat hingga punya karakter respons cepat atas tinju-tinju dari arah aspal.
Saat dikendarai melintasi simulasi polisi tidur, jatuhnya bodi depan terasa mengayun pendek. Dari perasaan itu bisa disadari seting suspensi Cross dibuat lebih kaku dari saudaranya. Hal itu diperlukan mengingat postur Cross lebih jangkung dengan ground clearance 200 mm dan memakai pelek 15 inci.
Mengejutkannya, setingan itu berhasil. Di rintangan berupa aspal bergelombang teratur, rasanya pengemudi bisa tetap duduk stabil sambil pegangan setir walau gerakan bodi mobil sedang terombang-ambing seperti dihempas goyangan air laut.
Namun, seting suspensi bukan satu-satunya penyebab poin bagus Cross itu. Jangan lupa, mobil yang dijual Rp 161,49 juta M/T dan Rp 173,99 juta CVT ini dilengkapi Vehicle Dynamics Control (VDC). Fitur itu merupakan sistem yang merangkai kerja Traction Control, Anti-lock Braking System (ABS) dengan Electronic Brakeforce Distribution (EBD), dan yang jarang dibicarakan Nissan, Brake-Limited Slip Differential (B-LSD).
Simulasi hujan
Mungkin alasan Nissan berani menggelar test drive di sirkuit uji seperti ini karena Cross dibekali VDC. Tidak salah memang, karena fitur itu bekerja baik untuk semua rintangan, termasuk saat simulasi hujan.
Praktek simulasi hujan yaitu memutari putaran searah jarum jam dengan kecepatan 40 kpj. KompasOtomotif dua kali mencoba, pertama dengan kondisi Traction Control mati lalu yang kedua normal.
Tanpa Traction Control, Cross mengalami oversteer. Bodi bergeser sediki demi sedikit ke arah kiri karena momentum berat dan ban yang tidak sepenuhnya mencengkram permukaan aspal basah. Tidak ada gejala seperti itu pada kondisi normal atau saat VDC bekerja penuh. Meski begitu kordinasi traksi ban dari VDC mulai terasa lolos waktu kecepatan naik di atas 50 kpj.
Sunyi
Fitur seperti tuas CVT, headunit 2DIN, tachometer, rem parkir model jungkit, spion lipat otomatis, baru untuk Datsun, namun sepertinya sudah biasa terlihat di model lain. Anda bisa yakin berada di kabin Cross, bukan GO atau GO+, ketika melihat lapisan serat karbon palsu di dasbor.
Berada di kabin Cross, dinilai dari kesenyapan kabin, rasanya jauh sekali berbeda dengan GO+ atau GO. Kekedapan Cross jauh di atas keduanya, hal itu disebabkan pekerjaan insinyur Nissan yang sudah memberikan berbagai macam penguatan panel bodi dari depan sampai belakang.
Bunyi-bunyian seperti bodi bergetar atau komponen yang tidak terpasang dengan baik perlu diakui telah berkurang signifikan. Selain penguatan bodi, Cross juga sudah ditambahkan peredam di bagian pilar A dan B, pintu depan dan belakang, serta di atas fender belakang. Penebalan material juga dilakukan pada bagian setir dan kolong mobil.
Kesimpulan
Wajah depan Cross dan karakter CVT yang menawarkan berkendara halus menjadi poin unggulan. Bodi dengan ground clearance dan pelek ideal serta VDC pada Cross pas buat berkendara jarak jauh, apalagi dengan spesifikasi standar roof rail tebal bisa digunakan buat angkut barang tambahan saat mudik.
Walau begitu bisa jadi Nissan bertaruh terlalu berani. Beban tujuan misi Cross mengubah citra Datsun sebagai mobil murah rasanya terlalu berat buat model yang ibaratnya dibuat dari menggelitik desain GO+ alih-alih dirancang dari nol. Sulit menyingkirkan kesan GO+ pada Cross, meskipun beda harganya hampir Rp 24 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/19/082200215/tes-datsun-cross-di-aspal-basah-