Depok, KOMPAS.com - Penanganan sepeda motor lawas tidak bisa disamakan dengan motor terbaru. Jika perbaikan motor terbaru bisa dilakukan di bengkel resmi, tidak demikian dengan motor lawas yang penggunanya biasanya mereka yang ingin bernostalgia dengan masa lalu ini.
Bengkel-bengkel resmi biasanya menolak jasa perbaikan motor lawas, karena ketiadaan suku cadang. Karena itu restorasi motor biasanya dilakukan di bengkel custom.
Untuk calon pembeli motor jadul yang ingin bernostalgia disarankan berhati-hati memilih bengkel custom untuk restorasi. Sembarangan memilih bengkel akan berakibat pemilik motor merugi dengan hasil pengerjaan yang juga tidak memuasakan.
Hal itulah yang dialami seorang pemilik Suzuki RGR lansiran 1992 asal Bogor, Robby Chow. Saat masih menjadi penggemar motor jadul pemula, Robby mengaku pernah beberapa kali ditipu oleh sejumlah bengkel yang dipercayakan untuk merestorasi motornya. Robby menilai dirinya ditipu dalam hal harga dan jenis suku cadang.
"Waktu itu saya tertipu bengkel sampai tiga kali. Salah satunya ada bengkel yang bilang suku cadang yang dipakai asli Suzuki, ternyata substitusi dari motor lain," kata Robby kepada Kompas.com, Kamis (15/3/2018).
Jika dhitung-hitung, Robby mengaku biaya yang dihabiskannya untuk merestorasi RGR-nya mencapai sekitar Rp 15 juta. Ia menilai biaya tersebut sebenarnya bisa lebih ditekan seandainya tidak beberapa kali ditipu.
Untuk mencegah orang lain mengalami hal yang sama, Robby menyaranan penggemar motor jadul pemula untuk bergabung ke komunitas. Sebab dari sesama anggota komunitas lah yang biasanya bisa memberikan informasi seputar bengkel yang terpercaya.
"Kalau di komunitas nanti dikabarin sama teman-teman, bengkel mana saja yang terpecaya," ucap anggota RGR Rider Community ini.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/16/142200415/hati-hati-tertipu-saat-pilih-bengkel-motor-nostalgia