Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Mobil Listrik, Sikap Chevrolet Indonesia "Wait and See"

Jakarta, KOMPAS.com - Chevrolet diketahui sudah memiliki produk mobil listrik, yakni sedan Volt dan crossover Bolt EV. Volt dan Bolt EV jadi jawaban Chevrolet untuk tren mobil ramah lingkungan di Amerika Serikat.

Baik Volt maupun Bolt tercatat memiliki daya jelajah dengan motor listrik sejauh 300 kilometer lebih dalam sekali pengisian. Beragam teknologi canggih juga disematkan dalam kedua produk tersebut.

Sementara itu, isu mengenai mobil listrik di Indonesia belakangan menghangat menyusul rencana pemerintah merampungkan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yang akan diteruskan dengan Perpres Kendaraan Listrik dan aturan soal Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang diinisiasi Kementerian Perindustrian.

Selaku distributor Chevrolet, pihak General Motors (GM) Indonesia belum bersedia memberian sikap mengenai rencana pemerintah tersebut. External Affairs and Communication Director GM Indonesia, Yuniadi Haksono Hartono menyatakan, pihaknya akan mengamati lebih dulu perkembangan regulasi yang masih digodok itu.

"Kita belum bisa berkomentar terlau banyak. Karena ini merupakan langkah yang sangat panjang. Tapi kalau saya lihat ini suatu pandangan jauh ke depan oleh pemerintah," kata Yuniadi di Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Kalaupun nantinya terealisasi, Yuniadi menyatakan pihaknya akan mengamati lebih dulu reaksi pasar. Sebab, kata Yuniadi, dijual atau tidaknya suatu produk harus menyesuaikan dengan keinginan konsumen.

"Tentu kemanapun arahnya kita mencoba menyesuaikan apa yang memang dikehendaki konsumen. Jadi kembali ke konsumen. Karena kita kan jualan untuk konsumen," ucap Yuniadi.

Kementerian Perindustrian saat ini mengaku sedang mendiskusikan soal penurunan bea masuk dan insentif, yang diberikan untuk kendaraan listrik maupun hybrid, atau melalui program LCEV. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, finalisasi skema PPnBM untuk electric vehicle akan menjadi nol, sementara tarif bea masuknya sekitar 5 persen.

Airlangga mengatakan, kalau pihaknya terus mendorong dan begitu juga pemerintah, dengan mempersiapkan infrastruktur dan segala persiapan lainnya. Kalau perkara insentif untuk industri, pemerintah sudah menyiapkan kebijakan seperti tax allowance untuk untuk yang ekspansi. Dirinya menyebut banyak merek yang sudah berminat.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/02/132500315/soal-mobil-listrik-sikap-chevrolet-indonesia-wait-and-see-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke