Dieselgate dimulai dari Amerika Serikat pada 2015. Di sana Volkswagen terbukti menggunakan perangkat canggih pada mesin TDI (Turbocharged Direct Injection) yang bisa memanipulasi emisi sewaktu uji tipe.
Baca: "Software Dieselgate? VW Ternyata Buatan Audi
Canggihnya, perangkat itu bisa menekan emisi hanya saat pengujian. Namun, level emisi setelah lewat pengujian atau ketika digunakan konsumen bisa lompat 40 kali lipat. Model yang terlibat produksi 2009 – 2015.
“Tahun ini ke depan, kami belum mau memasukan diesel dan tidak boleh sama mereka (prinsipal Volkswagen AG) karena punya pengalaman seperti itu mereka tidak berani spekulasi lagi. Bukan dilarang, mereka tidak merekomendasi,” ucap Jonas Chendana, Chief Operation Officer GMM di Tangerang, Sabtu (24/2/2018).
Selain tidak direkomendasi, menurut Jonas, mesin diesel Volkswagen yang saat ini dikembangkan untuk EURO VI tidak sesuai dengan kondisi kualitas bahan bakar di Indonesia. Volkswagen AG dikatakan tidak menyarankan menjual mobil diesel buat negara-negara yang tidak mencapai EURO VI.
Baca: Akibat “Dieselgate”, Pabrik VW di Indonesia Bisa Batal?
“Saya bersyukur selama kami menjadi agen tidak membawa masuk diesel (yang bermasalah), khususnya di sedan kami baik Audi dan Volkswagen. Yang kami jual bukan yang bermasalah,” kata Jonas.
GMM pernah menjual mesin diesel pada Volkswagen Caravelle, Volkswagen Touareg, dan Audi Q7.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/02/25/130200315/volkswagen-dan-audi-di-indonesia-berhenti-jual-mobil-diesel