Wellington, KOMPAS.com – Kabar baru datang dari Selandia Baru, di mana pihak berwenang menyatakan tiga kapal kargo besar yang membawa mobil dan mesin impor dari Jepang, ditolak masuk di pelabuhan bulan ini.
Mengutip Carscoops dan CNN, Jumat (23/2/2018) hal tersebut dikarenakan serangan hama yang biasa disebut “stink bug” telah menghuni kapal. Laporan menyebutkan kalau makhluk tersebut bereproduksi dengan cepat, makan berbagai tanaman, dan tangguh terhadap pestisida. Mereka adalah hama asing yang bisa sangat mengganggu ekosistem Selandia Baru.
Karena itu, ini tentu saja menjadi masalah serius bagi negara tersebut. David Vinsen, CEO Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Selandia Baru mengatakan, ketiga kapal tersebut membawa lebih dari 10.000 kendaraan baru dan bekas.
"Dalam 15 tahun saya dalam profesi ini, dan mungkin 30 tahun terlibat dalam industri ini, saya belum pernah melihat sesuatu sampai seserius ini," ujar Vinsen.
Di samping kendaraan yang tertunda untuk masuk ke Selandia Baru, masih ada lagi lebih dari 8.000 unit yang menunggu pengiriman di Jepang.
Karena “stink bug” tersebut, jam bekerja para karyawan yang bertugas untuk loading kendaraan di pelabuhan dikurangi dan dirumahkan. Bahkan merumahkan sementara ini bisa terjadi berminggu-minggu.
Demi memastikan bahwa tidak ada serangan serangg semacam itu terjadi lagi, pemerintah Selandia Baru memperkenalkan undang-undang baru. Peraturan ini mengharuskan semua kendaraan bekas dari Jepang untuk dibersihkan, dan diperiksa di fasilitas yang telah disetujui sebelum dikirim.
Selandia Baru sendiri memang sudah menghentikan industri mobil pada akhir 1990-an dan saat ini bergantung pada impor dari negara lain. Jepang merupakan pemasok kendaraan dan suku cadang mobil terbesar di tahun ini, atau sampai Juni 2017 nilai totalnnya mencapai 1,7 miliar dola AS atau Rp 23,3 triliun. Merek yang mendominasi Toyota, Nissan dan Honda.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/02/23/200500815/gara-gara-serangga-mobil-jepang-dilarang-masuk-selandia-baru