Memang, Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM, mengatakan bahwa pihaknya sudah biasa mendapatkan pesaing baru, dan ini menjadi sebuah siklus yang tak bisa dihindari. HPM, menurutnya, harus menjaga konsumen agar tak berpindah ke merek lain.
”Nggak masalah, ini bukan pertama kali berkompetisi seperti ini. Kompetitor datang, kita harus melakukan hal-hal tertentu. Kami melakukan berbagai aktivitas, salah satunya ’The Braver Journey’ ini,” kata Jonfis di sela perjalanan touring BR-V di Kamojang, Garut, (13/2/2018).
Selain itu, lanjut Jonfis, HPM sudah menyiapkan banyak langkah di bidang promosi, lalu tak melupakan pengembangan jaringan diler ke pelosok daerah agar orang yang memiliki mobil Honda semakin banyak.
Ketika model sudah dianggap lama, banyak yang punya, faktor lain akan sangat menentukan. Tenaga BR-V diklaim terbesar di kelasnya. Sisi keiritan bahan bakar juga menjadi senjata ampuh merayu konsumen.
”Buat BR-V sendiri, selain model dan kenyamanan dikendarai, kami percaya bahwa running cost yang rendah masih menjadi keunggulannya,” kata Jonfis.
Tahun lalu, Honda BR-V finish dengan penjualan 21.932 unit. Market share model ini di segmen low SUV mencapai 24 persen (turun dari tahun 2016 sebesar 33 persen). Tapi itu sudah cukup untuk membuatnya bertenger di posisi kedua di bawah saudaranya sendiri, Honda HR-V 1.500 cc.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/02/14/114200715/keyakinan-honda-br-v-bisa-tahan-gempuran-all-new-rush-terios