Itulah mengapa, tren penjualan motor low entry, seperti Yamaha Mio atau Honda Beat, dari tahun ke tahun masih tinggi jika dibandingkan dengan kelas premium, seperti NMAX, XMAX dan Honda PCX atau kelas stylish seperti Fino dan Scoopy, yang lebih menojolkan prestige.
Eddy Ang, Deputy GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), mengatakan penjualan motor untuk segmen low entry model sejak beberapa tahun belakangan masih cukup besar, yakni sekitar 35 hingga 40 persen. Sedangkan di segmen premium masih sekitar 25 persen.
"Pertimbangan saat membeli motor berdasarkan harga dan fungsional. Kebanyakan orang Indonesia membeli motor karena kebutuhan, makanya menyesuaikan uang yang dia punya," kata Eddy saat dihubungi, Kamis (18/1/2018).
Eddy melanjutkan, meskipun dominan namun kelas low entry juga mengalami stagnasi penjualan. Berbeda dengan kelas premium yang dari tahun ke tahun justru mengalami peningkatan.
"Porsi penjualan kelas premium tadinya belasan, sekarang sudah 25 persenan," kata Eddy.
Ke depan, Eddy optimistis bahwa penjualan motor kelas premium atau stylish bisa mengimbangi penjualan di kelas low entry. Namun, ini bisa terjadi seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
"Kalau sekarang faktor harga masih dominan, tapi nanti lama-kelamaan akan berubah. 'harga mahal enggak apa-apa, tapi bisa show off," kata Eddy.
Direktur Marketing PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas J.A. Wijaya, menambahkan, kondisi ekonomi yang baik akan memunculkan kebiasan baru di masyarakat.
Thomas mencontohkan pada tren penjualan motor sport sekitar lima tahun lalu. Saat itu, penjualan motor sport mengambil porsi yang cukup tinggi, yakni sekitar 15 hingga 17 persen. Berbeda dengan dua tahun belakangan yang justru berada di 10 hingga 11 persen.
"Sehingga saat itu dari habit menggunakan motor sebagai transportasi bersama keluarga atau teman selingkungan menimbulkan kebutuhan penggunaan personal sebagai tambahan kendaraan terutama para pria," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/01/19/204500315/motor-alat-transportasi-sekaligus-identitas-diri