Jakarta, KompasOtomotif - Mulai diperkenalkan ke Indonesia sejak April 2017, Suzuki Ignis menawarkan dua pilihan sistem transmisi kepada konsumennya, masing-masing manual dan auto gear shift (AGS).
Khusus AGS, sistem ini bisa dibilang merupakan sistem transmisi setengah otomatis. Dilihat dari sisi pedal memang sama dengan matik, artinya kaki kiri pengendara dibebaskan dari pedal kopling. Tapi indikator tuas persneling berbeda dengan mobil matik pada umumnya.
Saat mengendarai Ignis, pengendara memiliki pilihan untuk menggunakan tuas "D" ataupun "M". Ketika menggunakan mode "D", pengendara bisa berkendara seperti halnya mobil matic. Yakni hanya tinggal menginjak gas ataupun rem.
Di sisi lain, ketika menggunakan mode "M", pengemudi harus menaikan tuas ke posisi (+) saat akan menaikan level transmisi, dan menurunkannya kembali ke posisi (-). Meski seperti mobil manual, tidak ada kopling yang perlu diinjak oleh pengemudi saat akan menaik atau turunkan kecepatan.
Head of 4W Brand Development and Marketing Research PT SIS, Harold Donnel mengatakan, tidak ada petunjuk khusus kapan sebaiknya menggunakan mode "M" maupun "D". Sebab semua tergantung selera pengguna. Namun apabila menemui lalu lintas macet, Harold menyarankan agar pengguna Ignis menggunakan mode "D".
"Tidak ada saran atau aturan mengenai hal tersebut. Tapi kalau macet, sebaiknya masuk ke mode D saja. Supaya tidak capek," kata kepada KompasOtomotif, Jumat (22/12/2017).
Sementara itu untuk mode "M", Harold menolak anggapan bahwa mode ini lebih cocok untuk penggunaan dalam kecepatan tinggi. Salah satunya untuk menyalip kendaraan lain. Ketimbang menggunakannya untuk menyalip kendaraan lain, Harold menyarankan agar pengguna Ignis tetap berkendara dengan aman dan mengedepankan safety driving.
"Untuk penggunaan dalam kota jangan menyalip. Berkendara saja dengan aman dan selalu perhatikan situasi dan kondisi jalan," ucap Harold.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/12/22/190200415/maksimalkan-transmisi-ags-suzuki-ignis