Pegiat safety driving sekaligus Training Director dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menyampaikan, berdasarkan data statistik, diketahui bahwa penyelamatan pertama pada kecelakaan justru bisa memperparah keadaan korban. Masalahnya, pertolongan pertama bagi korban kecelakaan dilakukan oleh orang-orang yang tidak kompeten.
Padahal, untuk menangani korban kecelakaan harus sangat hati-hati. Misalnya, mungkin saja pada korban yang mengalami kecelakaan itu terdapat luka dalam, meskipun tidak nampak dari luar tubuhnya.
"Berdasarkan statistik, di negara berkembang atau negara miskin banyak korban kecelakaan semakin parah keadaanya atau bahkan mati, itu terjadi pada saat pertolongan pertama. Kesimpulannya, banyak orang yang melakukan pertolongan tapi tidak paham caranya menangani," kata Jusri saat dihubungi KompasOtomotif, Rabu (13/12/2017).
Oleh karena itu, biasanya yang dilakukan orang-orang di negara tersebut adalah segera menghubungi pihak terkait. Misalnya, kepolisian atau rumah sakit wilayah setempat.
"Kalau di luar negeri ketika terjadi kecelakaan justru orang tidak melakukan pertolongan pertama karena takut berurusan dengan hukum, karena korban bisa makin parah keadaannya, bahkan menyebabkan kematian," kata Jusri.
Menurut Jusri, lantaran angka kecelakaan di Indonesia cukup tinggi, maka para pihak terkait sedianya membekali masyarakat dengan pelatihan penanganan pertama pada korban kecelakaan. Sehingga, ketika terjadi kecelakaan, masyarakat tahu bagaimana menanganinya.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/12/15/094200015/banyak-korban-kecelakaan-semakin-parah-usai-ditolong