Saat mencobanya di Rainbow Hills, Bogor, beberapa waktu lalu, KompasOtomotif berkesempatan mencari potensi dari mesin itu. Apalagi, karakter area tes berbukit-bukit plus berkelok sangat pas untuk menjajalnya sampai puas.
Sedikit kilas dari data spesifikasi, Kawasaki W175 masih menggunakan pengabutan bahan bakar karburator. Klaim tenaga maksimal 12,9 tk @7.500 rpm dan torsi puncak 12,3 Nm didapat pada putaran mesin 6.000 rpm.
Di atas kertas, motor ini seharusnya bisa diajak berakselerasi cepat. Tenaga maksimal dicapai hanya pada putaran mesin 7.500 rpm. Torsi puncak yang diperoleh pada putaran 6.000 rpm juga menandakan bahwa motor ini berkarakter stop and go, cepat naik dan cepat turun.
Macet dan menanjak
Saat dicoba, rasanya memang seperti itu. Buat macet-macetan di kota cukup ampuh karena menunjang tarikan spontan. Tidak terlalu galak, apalagi di putaran menengah, menunjang kebutuhan berkendara santun di perkotaan.
Karakter tarikan di putaran atas tergolong medium. W175 juga punya napas yang cukup panjang. Tiba-tiba menyentuh angka 80 kpj saat jalan menanjak ringan, tanpa ngotot, dan ini luar biasa.
Satu lagi, mesin motor ini sangat halus dan minim getaran. Semua itu didukung dengan tuas kopling yang sangat enteng saat ditarik. Perpindahan gigi cukup halus meski ada sedikit entakan terutama saat posisi gigi satu pindah ke dua.
Kawasaki W175 dipersenjatai dengan rem cakram di depan, diameter 220 mm dengan kaliper piston ganda. Di belakang masih pakai tromol. Ini sudah mampu untuk menghentikan laju motor dengan baik, tapi harus lebih berhati-hati ketika rem mendadak karena belum disematkan ABS.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/12/15/092400715/narik-dan-nanjak-dengan-motor-retro-kawasaki-175-cc