Mirisnya, korban jiwa yang meninggal dunia mayoritas dikuasai oleh kelompok usia produktif antara 15 sampai 64 tahun dengan persentase hingga 80 persen. Sedangkan untuk anak dan remaja dari usia 0 sampai 14 tahun berkontribusi delapan persen, sisanya ditempati orang tua dan manula.
Bahkan dari data triwulan IRSMS, tren usai antara 15 sampai 25 tahun cukup dominan. Antara 2010-2016 yang dibuat IRSMS, korban meninggal dunia usia produktif terus naik setiap tahun.
Bukan hanya nyawa yang hilang, dampak dari kecelakaan lalu lintas juga berujung pada kerugian secara ekonomi.
Melihat dari tipe kecelakaan lalu lintas berdasarkan data dua triwulan terakhir di IRSMS, secara nasional paling besar adalah "adu banteng" atau depan dengan depan. Totalnya mencapai 7.016 kejadian, sementara urutan kedua ditempati tabrak belakang dengan jumlah 6.528 kejadian.
Untuk Metro Jaya sendiri jumlah kejadian selama triwulan sebesar 1.367 dan total korban meninggal 245 orang.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/10/27/164400315/-adu-banteng-jenis-kecelakaan-paling-sering-terjadi