Pemilihan 23 kota didasari beberapa data keselamatan jalan, seperti jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah kecelakaan, jumlah fatalitas, dan data pendukung lain. IRSA juga melakukan tahap observasi lapangan dan survei kepuasan pelanggan guna mengeksplorasi dan mengukur kualitas penerapan tata kelola keselamatan jalan di 23 kota tersebut.
IRSA sendiri merupakan wujud apresiasi kepada kota dan kabupaten terbaik dalam penerapan tata kelola keselamatan jalan. Ajang ini digagas untuk menurunkan angka kecelakaan di Indonesia serta upaya mengajak seluruh masyarakat peduli terhadap keselamatan.
"Untuk tahun ini kami melakukan beberapa hal baru, seperti melakukan survei lapangan yang lebih banyak, seperti jalan dan survei, sampai membuka beberapa kategori khusus untuk kota-kota pemenang IRSA sebelumnya. Tujuan kami masih sama, untuk menekan angka kecelakaan jalan raya," ucap Direktur Utama Adira Insurance Indra Baruna, di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Baca : Ribuan Pelanggaran Lalu Lintas Terjadi Setiap Hari di Jakarta
Dalam sesi diskusi IRSA 2017, ada dua fokus utama yang menjadi bahasan khusus, yakni masalah transportasi umum dan kelayakan fasilitas pejalan kaki yang berkeselamatan. Menurut Indra, kedua faktor tersebut sangat berkontribusi dalam peningkatan kecelakaan lalu lintas.
Pengamat Transportasi, sekaligus Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, menjelaskan pergerakan keselamatan harus dilakukan semua level masyarakat.
"Semuanya harus bergerak, tidak bisa mengandalkan yang terkait saja. Dari hal kecil seperti membudayakan penggunaan trotoar untuk jalan kaki yang berkeselamatan, sampai memberikan transportasi yang layak dan memadai. Itu kunci utama saat ini," ucap Darmaningtyas.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/10/25/183100015/irsa-2017-cari-kota-dengan-lalu-lintas-teraman-di-indonesia