Bali, KompasOtomotif – Sejak meluncur resmi di Agustus 2017 lalu, akhirnya Wuling, pabrikan berdarah China, mulai jajal low multi purpose vehicle (LMPV) miliknya Confero S, untuk menempuh jarak yang cukup panjang berlokasi di Bali.
Jadi keistimewaan sendiri, berkesempatan untuk mencoba LMPV yang kemunculannya cukup fenomenal ini. Pertama kali yang terlintas di kepala, bukan “gregetan” untuk mengemudikannya, tapi ingin tahu bagaimana soal kenyamanannya, terutama di bangku baris ketiga.
Pasalnya, respon konsumen dalam negeri soal produk dengan kapasitas 7-penumpang di Indonesia, cukup massive. Namun, alangkah baiknya jika model yang ditawarkan bukan sekedar kasih tempat duduk tambahan, tapi juga apakah nyaman?
Tengok sedikit data teknis, Confero S ternyata punya dimensi panjang 4.530 mm, lebar 1.691 mm dan tinggi 1.730mm. Angka tersebut membuatnya paling panjang dan tinggi di kelasnya, serta paling lebar ketiga setelah Xpander (1.750mm) dan Ertiga (1.695mm).
“Beyond” Ekspektasi
Mendapatkan unit dengan konfigurasi baris kedua captain seat, akses masuk ke baris kedua tidak sulit. Jika malas geser kursi maju dan mundur, tinggal masuk ke dalam dan melalui sisi tengah antara dua bangku baris kedua. Pertama kali duduk, badan besar awak redaksi KompasOtomotif dengan bobot 90 kg dan tinggi 170, legroom dan headroom terbilang pas, tak sempit dan terlalu luas juga.
Pada saat awal ingin mencoba kenyamanannya, memang ekspektasi tidak dipatok tinggi, tapi sekedarnya saja. Mengingat mobil China ini punya banderol murah, bahkan sangat jauh gap harganya dibanding kompetitor, tentu anggapan “remeh” sesekali terlintas.
Namun ternyata, semua harapan terbayar lunas bahkan terlampaui, dan kesan mobil murah dan minim kualitas seolah hilang. Posisi duduk tepat berada di belakang kursi kanan baris kedua, dan tidak sulit untuk menyesuaikan badan di posisi “pewe”, serta sandaran juga bisa diatur sudutnya (recline), lengkap dengan adjustable head rest.
Agar tak kekurangan logistik, pada sisi kanan dan kiri juga terdapat slot untuk meletakkan minuman dan makanan ringan. Bahkan untuk mengakomodasi kebutuhan gadget, disediakan port USB, untuk mengisi baterai.
Sampai “Nyenyak”
Kala itu, perjalanan dimulai dari bandara Ngurah Rai menuju Hotel Visesa Ubud, Gianyar. Namun, ada beberapa tempat yang disambangi, seperti diler Wuling Bali di Jalan Gatot Subroto Denpasar, kemudian ke Pantai Serangan, dengan total jarak mencapai 75,2 kilometer.
Mungkin di dua trip pertama masih jalan perkotaan, yang konturnya terbilang datar diikuti akselerasi mobil masih normal, tentu belum terasa jika mobil limbung atau bodi roll, yang efeknya bagi penumpang di baris ketiga biasanya pusing dan mual.
Selesai mengunjungi pantai, perjalanan selanjutnya ke hotel yang jaraknya 37,5 kilometer. Masih nekat di kursi belakang, ternyata treknya naik-turun dan berkelok-kelok, cukup ekstrim. Namun patut diakui, meski sedikit berbeda dengan kenyamanan jika menempuh jalanan kota, sektor kenyamanan di kursi paling belakang tidak berkurang.
Bahkan, setelah perbincangan di dalam kabin mulai perlahan hilang, dan suara musik mulai memimpin perjalanan di kedapnya kabin Confero, mata yang terjaga sejak pagi mulai meredup seolah tak tertahankan lagi untuk terpejam.
Saat itu, masih sekitar tiga perempat lagi mencapai tujuan Hotel Visesa Ubud, di mana sepanjang perjalanan, tidak sama sekali terganggu dengan pergerakan kendaraan. Turuun dari mobil, tubuh pun masih menoleransi dan tak mengeluh. Nyenyaaaaaak!.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/10/19/094200215/rasanya-kursi-baris-tiga-wuling-confero-bikin-nyenyak-