Jakarta, KompasOtomotif - Toyota Sienta yang dijual di Indonesia sudah dirakit di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat. Namun, hanya tersedia satu pilihan mesin, yakni bensin berkapasitas 1.500 cc.
Padahal di Jepang, MPV 7-penumpang dengan konsep pintu geser itu memiliki varian mesin hibrida. Toyota Astra Motor (TAM) pernah menyatakan ketertarikan untuk memboyong Sienta hybrid, asalkan mendapatkan insentif dari pemerintah, untuk menekan harga jual.
Rupanya, TAM serius untuk memasarkan mobil keluarga bermesin hibrida itu. Belum lama ini KompasOtomotif berhasil mendapatkan gambar Sienta Hybrid di jalanan Indonesia.
Ketika dikonfirmasi, TMMIN melalui Yui Hastoro sebagai Direktur Teknikal tidak menyangkal bahwa unit tersebut digunakan untuk keperluan studi dan pengujian di Indonesia.
Namun, saat ditanyakan apakah TAM sebagai agen pemegang merek (APM) Toyota di Indonesia, sudah siap menjual Sienta hibrida itu?
"Saya baru tahu soal itu (Sienta lagi diuji), tetapi kalau soal dijual atau tidak, saya benar-benar belum tahu apa-apa," kata Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager Marketing TAM kepada KompasOtomotif, akhir pekan lalu.
Peluang
Peluang untuk dijual di Tanah Air cukup besar, mengingat pemerintah sedang menyiapkan program bertajuk Low Carbon Emmision Vehicle (LCEV). Di dalamnya, mengatur insentif terkait produksi mobil-mobil ramah lingkungan, mulai mesin kecil dengan turbo, hibrida, hingga listrik murni.
Kemungkinan, setelah program itu resmi dikeluarkan, TAM bisa menjual Sienta hibrida di Indonesia. Kalau tidak ada insentif dari pemerintah, bisa-bisa tidak laku karena harganya terlalu mahal ketimbang versi mesin konvesional (bensin).
Sampai sekarang, mobil hibrida yang dijual di Indonesia dibebankan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 125 persen dan Peraturan Menteri Keuangan No.132/PMK.10/2015 tentang bea masuk barang impor, sebesar 50 persen.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/10/17/080200515/toyota-mau-jual-sienta-hybrid-di-indonesia-