Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya R&D Tujuh Raksasa Mobil Jepang, Membengkak

Kompas.com - 23/05/2017, 15:28 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Nagoya, KompasOtomotif – Tidak ingin tertinggal akan perkembangan industri otomotif, belanja penelitian dan pengembangan tujuh produsen mobil besar Jepang membengkak. Walaupun dari sisi pendapatan, mengalami perlambatan.

Mengutip Nikkei, Selasa (23/5/2017), total dana yang dikeluarkan diperkirakan mencapai rekor 2,85 triliun yen atau Rp 341 triliun pada tahun fiskal 2017. Mereka mulai merangkak untuk mencapai keberhasilan, terkait teknologi mengemudi secara otonomos.

Angkat tersebut naik sebesar 7 persen dari tahun fiskal 2016. Honda Motor, Suzuki Motor, Mazda Motor dan Subaru akan menghabiskan dana paling banyak. Sementara Toyota Motor dan Nissan Motor akan mempertahankan rekor pengeluaran mereka seperti di tahun fiskal 2015. Lalu Mitsubishi Motors meningkatkan pengeluarannya sebesar 20 persen.

Padahal, keuntungan operasional mobil terlihat menyusut sekitar 10 persen dari tahun fiskal 2016, atau  menjadi 3,86 triliun yen Rp 462 triliun, karena perlambatan pasar utama mereka di Amerika Utara.

Namun perusahaan rela meningkatkan investasi penelitian dan pengembangan (litbang), untuk menghasilkan mobil ramah lingkungan, otonomos, dan teknologi baru lainnya. Di tambah lagi dengan biaya outsourcing yang meningkat, di tengah kekurangan tenaga kerja di Jiiepang.

Toyota diperkirakan akan meningkatkan belanja R&D 1 persen pada tahun fiskal ini menjadi 1,05 triliun yen atau Rp 125 triliun. "Daripada memberi keuntungan jangka pendek sebagai prioritas utama, kami akan terus dan terus berinvestasi di masa depan," ujar Akio Toyoda, Presiden Toyota.

Semakin beratnya beban keuangan karena investasi R&D, seharusnya membuat setiap produsen mobil perlu melakukan pengembangan lebih efisien. Salah satu kuncinya dengan memanfaatkan keahlian dan bakat dari perusahaan lain.

Honda mengembangkan sistem penggerak otonom dengan Waymo yang berafiliasi dengan Google. Presiden Honda Takahiro Hachigo mengatakan, perusahaan tersebut berfokus pada "inovasi terbuka," yang meminjam pengetahuan dari industri lain.

Pada tahun 2016, Toyota menciptakan unit R&D artificial intelligence di Amerika Serikat, dipimpin oleh pakar dari luar perusahaan (eksternal). Toyota juga telah memutuskan untuk bermitra dengan Nvidia. Kedua usaha tersebut demi mempercepat pengembangan teknologi.

Merek pesaing dari luar Jepang, juga meningkatkan belanja Litbang. Volkswagen menghabiskan 13,6 miliar euro atau Rp 203 triliunan pada 2016, dan naik 0,4 persen pada tahun ini.

Untuk lima tahun ke depan, perusahaan Jerman tersebut berencana menghabiskan 9 miliar euro atau Rp 134 triliunan untuk teknologi elektrifikasi. Kemudian di Amerika Serikat, General Motors telah mengalokasikan 8,1 miliar dolar AS setara dengan Rp 107 triliunan, naik 8 persen pada tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau