"Brexit" Berdampak Minus Penjualan 2,8 Juta Unit

London, KompasOtomotif – Keinginan referendum Inggris untuk keluar dari lingkup Uni Eropa (Brexit) akan membuat industri otomotif kehilangan 2,8 juta unit penjualan hingga 2018. Kesimpulan ini disampaikan lembaga peneliti IHS Automotive, seperti dikutip Autonews Europe, Rabu (29/6/2016).  

Total pengiriman mobil baru secara global diprediksi mencapai 89,82 juta unit mobil tahun ini, atau turun 200.000 unit lebih sedikit sebelum terjadi aksi Brexit. Pihak IHS Automotive mengestimasi, akan terjadi pengurangan pasar pada 2017 dan 2018, berurutan masing-masing sekitar 1,25 juta unit dan 1,38 juta unit.

“Inggris sendiri, secara mengejutkan, akan mampu mengantisipasi dari dampak ini,” kata Ian Fletcher, peneliti IHS Automotive di London, Inggris.

Tetapi, penurunan pasar diprediksi tetap terjadi, dari semula 3,2 persen peningkatan pada tahun ini, menjadi hanya 1 persen. Seterusnya, pada dua tahun kemudian (2017 dan 2018) kondisi pasar juga akan terus menyusut.

Industri otomotif yang mendulang kapitalisasi hingga 20,65 miliar poundsterling mengekspor 80 persen hasil produksi ke luar Inggris. Dari jumlah itu, 60 persennya dikirim ke Eropa, seperti dilansir Masyarakat Manufaktur dan Pedagang Motor, asosiasi industri otomotif di Inggris.

Toyota, produsen mobil terbesar di dunia, mengatakan kalau Brexit akan berdampak minimal 10 persen pada produksi Avensis dan Auris yang diproduksi di Inggris. Kondisi ini memaksa perusahaan untuk mengurangi ongkos produksi sekaligus melukai penjualan.