Bogor, KompasOtomotif – Rencana pemerintah menaikkan kualitas bahan bakar dan mesin mobil, dari Euro II menjadi menjadi Euro IV, seolah jalan di tempat. Padahal akan banyak sekali keuntungan yang bisa didapat dengan berstatus Euro IV tersebut.
I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian mengatakan, kenyataan tersebut seperti telur dan ayam. Jadi tidak jelas mana yang lebih dahulu harus memulai.
“Iya, ini seperti telur sama ayam. Sebetulnya sekarang yang mesti dilakukan adalah kami harus terlebih dahulu mencapai kesepakaan bersama, antara Kemenperin, ESDM atau Pertamina dan Kementerian Lingkungan Hidup. Seperti misalnya mulai kapan Indonesia seharusnya sudah menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” tutur Putu, Selasa (24/5/2016).
Putu melanjutkan, keputusan untuk menentukan standar Euro II menjadi IV, tidak bisa dilakukan dengan tiba-tiba. Perlu peninjauan terlebih dahulu. Hingga saat ini, kajiannya sudah dalam pembuatan. “Terkait dengan ini, Kementerian Lingkungan Hidup sudah menunjuk salah satu konsultan untuk melakukan pengkajian pasar. Nantinya kami akan pakai hasil kajian mereka,” ucap Putu.
Desak Euro IV
Edy Putra, Deputy Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Menko Perekonomian mengatakan, selain memproduksi untuk pasar dalam negeri, para produsen otomotif roda empat, dituntut juga melakukan ekspor. Jadi sebisa mungkin untuk mempermudah jalannya, salah satunya dengan penetapan Euro IV.
“Sebisa mungkin mendorong untuk itu. Jadi nantinya produsen tidak harus terbebani dengan dua line produksi, untuk lokal (Euro II) dan ekspor (Euro IV), tetapi nantinya mereka hanya akan memiliki satu line produksi,” ujar Edy.