Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Duduk Perkara Skandal Tes BBM Mitsubishi

Kompas.com - 30/04/2016, 16:57 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Mitsubishi Motors Corp (MMC) sudah mengklarifikasi kejadian sebenarnya tentang klaim konsumsi bahan bakar yang tak sesuai untuk empat model. Penjelasan diberikan MMC dalam siaran resmi, (26/4/2016).

Isinya, memberi gambaran situasi yang sebenarnya terjadi. PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai perwakilan merek Mitsubishi di Indonesia, bahkan juga ikut memberi penegasan, dimaksudkan agar informasi yang beredar ke masyarakat tidak simpang siur.

Presiden Direktur KTB Hisashi Ishimaki, menyambung penjelasan MMC, Jumat (29/4/2016) malam, di Jakarta, menyatakan bahwa kasus manipulasi angka konsumsi bahan bakar itu berawal dari standar pengujian (tes) yang tak memenuhi regulasi di Jepang.

Mini car eK Wagon, eK Space yang diproduksi MMC, dan dua lainnya yakni Dayz dan Dayz Rooz yang dipastok untuk Nissan, mendapat angka konsumsi bahan bakar dengan cara yang curang. Target awal, harus tercapai 26,4 kpl, namun setelah meeting internal, target itu ditingkatkan menjadi 29,2 kpl.

”Demi mencapai target itu, Mitsubishi menggunakan uji jalan kecepatan tinggi, atau high speed coasting test. Metode ini menyalahi aturan, yang seharusnya di Jepang diwajibkan pakai metode driving resistance,” kata Ishimaki kepada wartawan.

Gambaran kasarnya, high speed coasting test adalah menguji mobil pada kecepatan tertentu (cukup tinggi), lalu dibiarkan sampai berhenti. Sementara driving resistance adalah metode yang normal digunakan sehari-hari dengan kecepatan rata-rata.

Ironisnya, manipulasi ini sudah dilakukan sejak 1991, dan bertahan hingga sekarang. MMC, menurut Ishimaki, belum memberi penjelasan tentang hasil investigasi soal ini. Namun prediksinya, karyawan yang berganti-ganti dari tahun ke tahun untuk melakukan tes hanya meneruskan apa yang terjadi sebelumnya.

Soal isu manipulasi karena menambah tekanan ban agar rolling resistance semakin rendah, Ishimaki membantahnya. Begitu juga dengan informasi tentang pengunduran diri eksekutif di Jepang sertapenurunan penjualan.

”Dari informasi yang saya dapat, tidak ada informasi mengenai itu dari rilis dan penjelasan di Jepang,” kata Ishimaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau