Miau Baru, KompasOtomotif – Perjalanan penuh inspirasi dalam Datsun Risers Expedition (DRE) terus berlanjut, menggali warisan budaya dan kekuatan pariwisata yang dimiliki Indonesia. Para risers memacu lima unit Datsun Go+ Panca menjelajah Kalimantan dalam gelombang ketiga etape pertama di Kalimantan Timur.
Dalam perjalanan hari kedua, Selasa (12/1/2016), rombongan melaju dari Sangatta menuju Tanjung Redeb, Berau. Mobil-mobil Datsun bermesin 3 silinder berkode HR12DE berkapasitas 1.200 cc itu dipacu dalam kecepatan antara 60-80 kpj melintasi jalan dengan kondisi beragam.
Dalam perjalanan itu, risers singgah di desa Miau Baru, Kong Beng, Kutai Timur. Selain melakukan kegiatan sosial dengan memberi inspirasi sekaligus berbagai dengan anak-anak sekolah dasar, rombongan dipertontonkan dengan warisan budaya Dayak yang sangat eksotis.
Ini adalah kampungnya Suku Kayan, suku Dayak dari rumpun Kenyah-Kayan-Bahau yang berasal dari Sarawak. Sedikit bernostalgia, ketika memasuki Kalimantan Timur suku Kayan pertama kali menetap di daerah Apau Kayan di aliran sungai Kayan. Karena terisolir dan tertinggal, mereka lalu berpindah dan pantang menyerah mencari daerah baru yang lebih baik.
Perjalanan kehidupan suku Kayan Uma’ Lekan yang pindah dari Apau Kayan selanjutnya menjadi bagian dari sejarah berdirinya desa Miau Baru sampai saat ini. Mata pencaharian utama mereka adalah berladang, memanfaatkan jalur sungai sebagai akses masuk membuka lahan.
Budaya
Dayak Kayan Miau Baru merupakan suku yang masih memegang teguh adat istiadatnya, walau tidak primitif seperti dulu. Masyarakat setempat 97 persen memeluk agama Kristen Protestan. Itulah sebabnya, banyak gereja berdiri di sepanjang kampung yang dilewati DRE.
Dalam Adat Dayak Kayan Miau Baru, penduduk menjunjung tinggi persatuan dan gotong royong. Ini terlihat dari acara kematian, pernikahan, dan acara keagamaan. Seni tato tradisional dan memanjangkan telinga masih ada, meski sudah mulai berkurang.
Paling mencolok dalam kunjungan ini adalah adanya Lamin atau rumah adat. Lamin merupakan identitas masyarakat Dayak yang berada di Kalimantan Timur. Biasanya, panjang mencapai 300 meter dengan lebar 15 meter, tinggi kurang lebih 3 meter. Rumah adat ini dapat ditinggali beberapa keluarga sekaligus.
Banyak ditemukan ukiran-ukiran atau gambar yang mempunyai makna bagi masyarakat Dayak. Dipercaya, ukiran ini menjadi penjaga dari bahaya. Warna khas, dipakai untuk menghiasi rumah dengan beragam ukiran. Rumah dibuat dari kayu ulin atau kayu besi. Lalu, di halaman luarnya, terdapat patung-patung atau totem yang merupakan dewa-dewa yang dipercaya masyarakat setempat sebagai penjaga rumah dari bahaya.
Para risers dengan Datsun Go+ Panca mendapat pelajaran berharga dari budaya saat mengetahui bagaimana masyarakat Dayak Kayan punya semangat untuk berjuang demi mendapat kehidupan lebih baik dan pantang menyerah untuk menetap di daerah baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.