Hal tersebut seperti disampaikan I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, pada peresmian produksi kembali bus berbahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas) milik Hino di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/11/2015).
“Memang kalau pendekatannya pada kendaraan prbadi, masih sulit. Karena menyangkut selera, gaya hidup, kepercayaan dan lain sebagainya. Jadi pertimbangannya masih banyak. Sementara kalau kami dorong ini pada angkutan umum, masyarakat mau tidak mau pasti naik dan menggunakannya,” ujar Putu.
Putu menambahkan, hal ini dilakukan seperti pada pengadaan armada Transjakarta yang akan menggunakan bus berbahan bakar CNG. Kedepannya diharapkan tidak hanya Transjakarta, tapi semua bis milik pemerintah atau perusahaan pemerintah menggunakan bus CNG dan yang diproduksi di dalam negeri.
“Jadi nantinya diharapkan untuk pengadaan bis instansi pemerintah atau perusahaan pemerintah menggunakan bis CNG dan yang diproduksi di dalam negeri, serta bila perlu ditambahkan syarat, harus 70 persen konten lokal. Jadi akan sangat baik semuanya,” ujar Putu.
Dengan begitu, perusahaan bus yang memiliki pabrik di dalam negeri, semakin mendorong dirinya untuk mengembangkan teknologi ini. Tidak hanya itu, mereka juga akan meningkatkan penyerapan komponen lokal untuk unit yang akan dipasarkan di Indonesia. Selain progam maksimalisasi bahan bakar CNG meningkat, juga akan semakin terbukanya lapangan pekerjaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.