Ubahan yang dilakukan terbatas, karena pihak Hino beralasan tidak punya cukup waktu untuk melakukan pengembangan lebih besar.
"Produk ini sebenarnya memang dipersiapkan untuk memenuhi armada Transjakarta saat ini, dan pembicaraan terkait hal ini baru dimulai sekitar enam bulan yang lalu. Jadi kami tidak punya banyak waktu, sementara untuk pengembangan sendiri butuh waktu cukup panjang," ujar Prasetyo Adi Yudho, Product Division Head HMSI menjawab Otomania, Jumat (27/11/2015).
Namun, lanjut Prasetyo, pihaknya yakin, meski hanya sedikit perubahan di bagian transmisi dan mixing CNG, produk ini bisa memenuhi ekspektasi Transjakarta. Bisa dibuktikan, unit yang sudah digunakan Transjakarta pada 2007 lalu, masih berfungsi baik hingga saat ini, dibanding produk lain yang sudah mengalami kerusakan bahkan terbakar.
"Kami yakin yang kami berikan adalah produk berkualitas. Hal tersebut sudah teruji pada produk sebelumnya, yang sampai saat ini masih baik kondisinya. Kami optimis produk kami bisa memberikan yang terbaik, dari segi mesin maupun perawatannya," ujar Prasetyo.
Prasetyo menambahkan, bus CNG Hino sendiri merupakan produk yang diproduksi di dalam negeri, dan satu-satunya di Indonesia. Komposisi komponen lokal juga mencapai 70 persen. "Jadi ada kebanggan sendiri menggunakan produk dalam negeri," ujar Prasetyo.
Selain Hino, pesaing lain yang ikut dalam proses proses penawaran tender diantaranya Mercedes Benz dan produk bus dari Cina. Bis Hino berbahan bakar CNG ini, memiliki mesin 6 silinder berkapasitas 7.961 cc, yang dilengkapi dengan turbocharger dan intercooler.
Dengan bekal itu, bus ini mampu memuntahkan tenaga 254,8 tk. Dalam kondisi lancar dan tangki bahan bakar penuh terisi, Hino CNG mampu menempuh 300 km, namun jika karakter berkendara stop and go hanya sekitar 250 km.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.