Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jualan Mobil Lesu, Bisnis "Aftermarket" Tetap Prima

Kompas.com - 23/10/2015, 07:21 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Penjualan mobil baru yang kini berjalan lunglai tidak mengganggu bisnis produk aftermarket. Menurut Henry Winson, Sales and Marketing Manager produsen kulit sintetis lokal Agung Poly Nugraha (APN), bahkan ada kecenderungan perkembangan bisnis produk aftermarket melawan arus sebab terasa ada peningkatan.

Asosiasi kendaraan bermotor Indonesia, Gaikindo, telah merevisi target wholesales nasional pada 2015 menjadi di antara 950.000 unit hingga 1 juta unit, target itu menjauhi pencapaian 2014 yaitu 1,2 juta unit. Minat beli mobil baru diakui Henry memang berkurang, sebab itu ada alternatif yang terjadi di masyarakat.

Salah satu yang disebutkan, daripada membeli unit baru lebih baik mobil lama direkondisi. Peluang inilah yang mendorong bisnis barang-barang non-OEM (Original Equipment Manufacturer)jadi incaran.

APN memiliki fasilitas produksi di Tangerang, produk yang dihasilkan adalah material kulit sintetis untuk otomotif, furnitur, dan busana. APN menjual produk bahan dasar, total kapasitas produksi mencapai 3 – 4 juta meter, khusus untuk otomotif di kisaran 2 – 3 juta meter.

Febri Ardani Aneka corak pelapis pada interior mobil.
Henry mengungkap, selama ini penjualan produk perusahaan untuk otomotif terbagi menjadi dua, yaitu 80 persen ke pasar aftermarket sedangkan 20 persen buat OEM untuk Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Selama Januari hingga September, dikatakan komposisinya sedikit bergeser, porsi aftermarket merangkak naik.

“Saya memang tidak bisa menunjukan berapa peningkatan kuantitasnya, tapi OEM menurun termasuk beberapa segmen kami yang lain seperti sofa dan sepatu juga menurun,” katanya di Jakarta, (Rabu 21/10/2015).

Ekspor

Selain bermain di pasar domestik, APN juga berperan sebagai pengekspor ke kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina. Produk yang diekspor material kulit sintetis untuk otomotif dan furnitur. Kuota ekspor dijelaskan mencakup 10 persen dari total kapasitas pabrik.

“Tapi saya jelaskan lagi, kami tidak bersinggungan dengan ATPM. Misalnya, kami ekspor ke Malaysia, di sana kami tidak tahu produk itu diarahkan ke mana. Kami adalah produsen, yang kami jual dalam roll besar, dalam jumlah besar,” ujar Henry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau