Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkendara saat Puasa, Kenali Perubahan Jam Biologis

Kompas.com - 18/06/2015, 08:00 WIB
Jakarta, KompasOtomotif - Puasa di bulan suci Ramadhan adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh seluruh umat Islam. Puasa tidak menjadikan halangan untuk manusia tetap menjalankan aktivitas dan rutinitas harian.

Tapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang berpuasa dan tetap menjalankan rutinitas seperti biasa, termasuk mengemudi baik menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua.

Jam biologis

Biasanya, ada perubahan jam biologis saat kita mulai menjalankan aktivitas ibadah di bulan Ramadhan. Perubahan ini terkait dengan pola istirahat, bangun dini hari untuk sahur, hingga pagi hari memulai beraktivitas. Kendala utama yang paling mudah dirasakan adalah rasa mengantuk.

Tubuh perlu menyesuaikan diri dengan jam biologis yang baru. Bagaimana sebenarnya perubahan bioritme tubuh selama berpuasa? Apakah perubahan jadwal makan dan waktu tidur selama berpuasa berpengaruh buruk terhadap tubuh? Berikut penjelasan Dr Handrawan Nadesul seperti dikutip Kompas Health.

Jam biologis tubuh kita memang bersiklus secara ritmik yang bersifat bulanan dan harian. Waktu biologis disebut bioritme, dan jam biologis dari jam ke jam disebut circadian. Secara ritmik, suhu tubuh, siklus tidur dan terjaga, komposisi kimiawi darah, tensi darah, seks, detak jantung, rasa lapar, kesiagaan fisik serta mental, berfluktuasi dari jam ke jam.

Tubuh yang sudah terkondisikan jam makan, jam tidur, dan kegiatan rutin harian lainnya bisa saja terganggu bila mendadak jadwal rutin itu berubah. Saat berpuasa, kita mengubah jam tidur dan jam terjaga sehingga irama biologis mengalami perubahan. Tubuh perlu beradaptasi dengan perubahan dadakan itu.

Tubuh perlu menyesuaikan untuk di-reset mengikuti pola irama kegiatan harian yang baru, khususnya jadwal makan dan jam tidur. Tidak semua orang cepat beradaptasi dalam perubahan irama itu. Orang yang lambat adaptasinya akan merasakan adanya keluhan tidak enak, baik secara fisik, emosi, maupun hal lainnya. Oleh karena itu, di awal-awal berpuasa tak jarang muncul rasa tidak enak.

Kantuk

Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara puasa dengan kantuk. Gejala tersebut menjadi lebih sering muncul akibat jam biologis yang berubah atau berkurang. Jika frekuensi mengantuknya lebih banyak, jangan terlalu dipaksakan aktivitas berlebih termasuk mengemudi saat puasa.

Gejala seseorang mulai mengantuk saat berkendara adalah sering menguap, lalu mata berair dan kepala kerap disandarkan di head rest Bila sudah merasakan kondisi ini, jangan paksakan tetap mengemudi karena Anda tidak pernah tahu kapan kehilangan kesadaran karena terlelap sejenak.

Istirahat cukup

Lalu bagaimana mengatasinya? tidak ada obat mujarab menahan kantuk saat berkendara kecuali tidur. Idealnya, situasi ini bisa dihindari bila istirahat kita di malam hari masih tercukupi meskipun harus terpotong sahur.

Kenali juga jam-jam lalu-lintas yang sibuk di bulan Ramadhan, baik di pagi hari ataupun di sore hari. Ini berguna agar tidak kelelahan mengemudi saat berpuasa yang bisa berlanjut menjadi rasa kantuk yang hebat. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau