Lembaga otomotif tersebut menunjukkan bahwa kedua teknologi itu memiliki kelebihan buat membantu pengemudi agar tetap aman saat berkendara. Tapi dari hasil tes ditemukan beberapa skenario yang bisa membuat sistem gagal bekerja.
Sistem monitor blind spot bergantung pada radar jarak pendek. Sistem ini mengalami kesulitan ketika mendeteksi kendaraan yang bergerak cepat mendekati jalur dengan jarak berdekatan. Bila pengemudi terlalu bergantung pada teknologi, bisa menyebabkan kecelakaan. Solusinya adalah tetap memantau kaca spion meski sudah dilengkapi teknologi canggih.
Monitor blind spot juga dianggap kurang sensitif terhadap sepeda motor. Bila menghadapi sepeda motor di belakang dan masuk area titik buta, peringatan yang dikeluarkan buat pengendara lebih lambat 26 persen.
"Tanda yang sering diberikan oleh sistem terlalu lambat untuk melakukan tindakan pencegahan. Beberapa sistem monitor blind spot yang kami uji memiliki jangkauan deteksi pendek, yang berarti bahwa kendaraan sudah dalam posisi blind spot sebelum peringatan datang," kata Megan McKernan, manajer teknik dari AAA, seperti dilansir Leftlanenews, Rabu (10/12/2014).
Keterbatasan juga terjadi pada sistem lane-departure warning. Efektivitas teknologi ini akan berkurang ketika garis jalan yang dipakai tidak terlihat jelas atau jalan sedang diperbaiki. Lebih buruknya ketika kendaraan berada di persimpangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.