Jakarta, KompasOtomotif – Tekanan kenaikan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) berdampak serius pada Jeep Indonesia. Salah satu sumber Garansindo Inter Global (GIG) selaku pemegang merek Jeep di Tanah Air menjelaskan, Wrangler bermesin bensin V6 3.6 liter kemungkinan besar tidak lagi dipasarkan tahun depan.
Hingga saat ini banderol Wrangler menembus Rp 1 miliar, setiap unit yang dijual mendapatkan subsidi hingga Rp 100 juta agar harga jual bisa dipangkas lebih rendah. Kondisi seperti itu mengganggu finansial, tak bisa terus-terusan terjadi.
“Semua unit wholesales (ATPM ke dealer) telah habis, kita tidak minta lagi ke pusat. Saat ini unit yang masih ditawarkan di dealer adalah yang terakhir,” kata sumber tersebut di Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Hal ini berkesinambungan seperti pemberitaan media otomotif global. Juli lalu diberitakan Jeep Wrangler segera mendapatkan revisi desain besar-besaran pada 2017, untuk memenuhi regulasi efisiensi bahan bakar yang semakin mengetat. Bobot akan berkurang, serta memiliki kapasitas mesin bensin lebih kecil dari V6, 3.6L, Pentastar.
Catatan tambahan, selain mesin V6, 3.6L, bertenaga 288 PS dan torsi 347 Nm, Jeep Indonesia juga menawarkan mesin diesel 2.8L turbo bertenaga 202 PS dan torsi 410 Nm. Sumber tersebut tak menjelaskan nasib varian diesel, tapi sejak ikut terkena "sapuan" PPnBM bisa jadi punya masa depan yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.