“Kami mengeksplorasi apakah proses menghasilkan produk makanan masuk akal buat aplikasi otomotif. Tujuan kami menciptakan bahan kuat dan ringan yang memenuhi kebutuhan kendaraan. Di saat yang bersamaan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan,” terang Ellen Lee, ilmuwan spesialis teknik plastik dari Ford, seperti diberitakan Edmunds, Rabu (11/6/2014).
Ide awal, meneliti serat tomat untuk dikembangkan menjadi salah satu material komposit yang bisa digunakan dalam perakitan kendaraan. Hal ini bisa saja kejadian, contoh yang sudah ada, kulit tomat kering bisa dibuat menjadi pengikat kabel, penyimpan koin atau barang lainnya yang kebanyakan dibuat dari plastik.
Untung
Keuntungannya ada di dua pihak. Ford mencari solusi untuk mengganti bahan plastik, sedangkan Heinz ingin mengamankan nilai ekonomi dari produksi tomat, yang bisa mencapai dua juta ton setiap tahun.
“Teknologi ini telah divalidasi. Meski kami berada di tahap dini dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, kami sangat senang menghadapi kemungkinan ini bisa bekerja buat Heinz dan Ford,” aku Vidhu Nagpal, Direktur Asosiasi Pengembangan untuk Kemasan Heinz.
Kolaborasi ini berlanjut dari kesepakatan dua tahun lalu antara Ford, Heinz, Coca-Cola, Nike, serta Procter & Gamble, yang ingin mengembangkan bahan pengganti plastik buat masing-masing perusahaan.
Ford konsisten berinovasi menemukan hal baru, sebelumnya sudah ada penelitian tentang penggunaan selulosa buat komponen konsol, sekam padi untuk penutup bracket, kelapa buat campuran bahan suku cadang, dan daur ulang katun yang bisa diubah menjadi karpet atau pelapis jok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.