Menyangkut keputusan ini, Thomas Wijaya, Wakil GM Divisi Penjualan AHM, menjelaskan, banderol CBR250R lawas masih berpedoman dengan nilai tukar di atas Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat. Karena model ini diimpor utuh (CBU) dari Thailand, maka nilai tukar dollar AS sangat rentan terhadap harga jual.
"Koreksi harga CBR250R terutama karena penurunan nilai tukar dollar AS, tadinya di atas Rp 12.000, kini sudah bertengger di kisaran Rp 11.500 per dollar AS," jelas Thomas kepada KompasOtomotif, Jumat (23/5/2014).
Seperti diketahui, rival abadi, Yamaha, baru saja melepas R25 untuk ikut nimbrung dalam persaingan. Menawarkan mesin baru dua silinder, sama seperti Kawasaki Ninja250R yang masih tercatat sebagai pemimpin penjualan di segmen ini. Di sisi lain, Honda yang masih mengandalkan mesin satu silinder, harus bisa menaikkan daya saing, salah satunya dengan mengoreksi harga jual.
Model CBU, menurut Thomas, 70 persen komposisi harga ditentukan oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "30 persen sisanya karena faktor kompetisi dan harapan kami sesuai dengan ekspektasi konsumen," tambahnya.
Honda baru saja mengumumkan, All New CBR250R dibanderol mulai Rp 46,8 juta, on the road Jakarta (sebelumnya mulai Rp 48,95 juta) untuk tipe standar berkelir merah. Tipe tiga warna Red-White-Blue ditawarkan Rp 47,8 juta, dan model Repsol dibanderol Rp 48,3 juta. Sementara tipe ABS kelir merah berbanderol Rp 53,7 juta, Red-White-Blue (Rp 54,7 juta),dan Repsol ABS (Rp 55,2 juta).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.